Pintasan.co, Semarang – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyebut tengah membangun 1.000 titik sumur resapan di berbagai wilayah sebagai bagian dari upaya penanggulangan banjir.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, program ini merupakan hasil kerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Universitas Diponegoro (UNDIP), dan melibatkan sejumlah instansi infrastruktur, termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan tim perencanaan teknis lainnya.

“Ini ditanggulangi 1.000 titik. Ini berarti resapan-resapan ini untuk menanggulangi banjir,” kata Agustina di sela peluncuran 1.000 titik sumur resapan di Lapangan Sepak Bola Taman Bumi Rejo, Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Minggu (10/8/2025).

Agustina menyebutkan, wilayah yang menjadi fokus pembangunan sumur resapan antara lain Gunungpati, Mijen, Ngaliyan, Banyumanik, Tembalang, dan Gajahmungkur.

Sumur-sumur resapan ini dibangun di kawasan atas yang dinilai masih memiliki daya serap tanah cukup tinggi.

“Nanti yang (wilayah) bawah, akan dibantu dengan program yang lain, misalnya di tiap-tiap rumah dibuatkan biopori, biopori, biopori gitu,” lanjut Agustina.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Yudi Wibowo menambahkan, hingga kini sudah ada 73 titik sumur resapan yang sudah dieksekusi.

Sisanya akan dibangun secara bertahap dengan melibatkan kolaborasi lintas pihak.

“Kami akan berkoordinasi dengan wilayah. Pengusaha boleh, instansi pemerintah, sekolah, masjid, puskesmas, dan warga mengeksplorasi sendiri.

Misalnya satu perusahaan punya kawasan luas, kami minta dibangunkan.

‘Pak, tolong bangunkan kami tiga atau empat sumur resapan air,'” terangnya.

Pembangunan sumur resapan disebut tidak membutuhkan biaya besar.

Menurut Yudi, estimasinya sekitar Rp6 juta per titik untuk biaya gali dan pemasangan buis beton.

“Artinya anggaran ini pun juga gotong-royong.

Di lahan mereka, mereka mengajukan sendiri. Bisa, bisa,” katanya.

“Kami dorong supaya setiap rumah kalau bisa Zero delta Q, tidak menghasilkan limpasan air ke luar halaman. Supaya tidak banjir,” lanjutnya.

Selain itu, jelasnya, program ini juga menyasar kawasan dengan ruang terbuka seperti lapangan warga dan lahan perusahaan.

“Itu untuk pemerataan tempat. Kemudian serapan air lebih banyak dan penghematan biaya,” imbuhnya.

Baca Juga :  Pemprov Sulsel Tegaskan Komitmen Dukung Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota