Pintasan.co – Dalam pandangan Islam, kehidupan dunia dan kehidupan akhirat tidak dianggap sebagai dua hal yang bertentangan.

Keduanya memiliki posisi penting dalam kehidupan seorang Muslim dan saling melengkapi dalam menjalani tugas sebagai hamba Allah SWT.

Namun, keseimbangan antara cinta dunia dan cinta akhirat adalah konsep yang harus dijaga agar kita tidak terjerumus dalam kecintaan berlebihan kepada dunia atau mengabaikannya secara total.

Cinta Dunia dalam Pandangan Islam

Cinta dunia dalam Islam adalah bentuk kasih sayang yang wajar terhadap kehidupan dunia, namun bukan berarti kita diperbolehkan terlalu terikat pada harta, kekuasaan, atau kemewahan yang bersifat sementara.

Al-Qur’an mengingatkan umat Islam agar tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama, melainkan menjadi sarana untuk meraih ridha Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hadid ayat 20:

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur…” (QS. Al-Hadid: 20)

Ayat ini menekankan bahwa segala sesuatu yang kita miliki di dunia pada dasarnya hanyalah kesenangan sementara. Walaupun manusia diperbolehkan untuk menikmati hal-hal duniawi, namun mereka tidak boleh sampai menjadi pusat kehidupan.

Cinta Akhirat sebagai Tujuan Utama

Islam mengajarkan bahwa akhirat adalah kehidupan abadi yang harus diprioritaskan. Seorang Muslim sebaiknya lebih mencintai kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia, dengan menjadikan ibadah dan ketakwaan sebagai inti dari kehidupannya. Dalam surat Al-Ankabut ayat 64, Allah berfirman:

“Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Dan sebenarnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.”

Ayat ini menegaskan bahwa cinta kita terhadap akhirat adalah sesuatu yang harus lebih diutamakan. Dengan mengutamakan akhirat, seorang muslim akan selalu ingat bahwa segala perbuatan dan amal yang dilakukannya akan berbalas di hari kiamat, sehingga ia akan selalu menjaga akhlak dan amal perbuatannya

Baca Juga :  Ramadhan Adalah Momentum Hijrah Spiritual

Menjaga Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam menjaga keseimbangan ini. Beliau menjalani kehidupan dunia dengan menjalankan berbagai aktivitas, berdagang, menikah, dan mengurus keluarga, namun tidak pernah melupakan tujuan akhir hidupnya, yakni menuju ridha Allah SWT.

Beliau juga mengajarkan kepada sahabat dan umatnya untuk beribadah dan mengejar akhirat, namun tidak meninggalkan kewajiban dunia.

Rasulullah SAW bersabda:

“Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.” (HR. Ibnu Hiban)

Hadis ini mengajarkan kita bahwa Islam tidak mengajarkan sikap mengabaikan dunia atau mengejar akhirat secara ekstrem. Seorang Muslim dianjurkan bekerja keras di dunia untuk mendapatkan rezeki yang halal, memenuhi kebutuhan keluarga, dan menunaikan hak-hak sesama manusia, sambil selalu mengingat bahwa kehidupan di dunia adalah kesempatan untuk berkumpul bekal menuju akhirat.

Tanda Keseimbangan Cinta Dunia dan Cinta Akhirat

Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mampu menjaga keseimbangan antara cinta dunia dan akhirat:

Harta sebagai Amanah. Harta dunia tidak menjadikannya lalai, tetapi dijadikan sarana untuk berbuat baik, bersedekah, dan menolong sesama.

Mengutamakan Ibadah. Ia tidak terlalu sibuk dengan urusan dunia sampai mengabaikan ibadah. Waktu-waktu shalat dan ibadah selalu diprioritaskan.

Rasa Syukur. Ia selalu bersyukur dan menerima apa yang dimilikinya tanpa mengeluh atau terlalu berambisi terhadap hal-hal duniawi.

Menjaga Etika dan Akhlak. Tidak mencari dunia dengan cara yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.

Menggunakan Dunia untuk Akhirat. Ia menggunakan rezeki dan kekuatan dunia yang dimiliki untuk beramal shalih, membantu orang lain, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Cinta dunia dan cinta akhirat adalah dua hal yang harus dimiliki seorang Muslim secara seimbang. Keduanya sama-sama penting dalam menjalani kehidupan yang diridhai Allah SWT.

Dengan memiliki cinta terhadap dunia yang terbatas dan lebih mencintai akhirat sebagai tujuan utama, seorang Muslim dapat menjadi insan yang lebih baik, bekerja di dunia namun tidak melupakan tempat yang kekal, yaitu akhirat.