Pintasan.co, Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Moskow dapat mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir jika menghadapi serangan rudal konvensional yang didukung oleh negara-negara pemilik senjata nuklir.
Ancaman ini disampaikan melalui doktrin nuklir terbaru Rusia, yang telah diperbarui dan disetujui Putin pada Selasa (19/11).
Pembaruan doktrin ini dilakukan sebagai respons atas keputusan Amerika Serikat yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh buatan AS dalam melawan Rusia.
Menurut doktrin baru tersebut, Rusia dapat mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir jika menghadapi ancaman seperti serangan rudal konvensional, drone, atau pesawat lainnya.
Selain itu, doktrin ini menegaskan bahwa setiap agresi terhadap Rusia oleh negara anggota aliansi akan dianggap sebagai agresi seluruh aliansi.
Keputusan AS tersebut, menurut para pejabat, bertujuan membantu Ukraina melawan pasukan Rusia yang kini diperkuat oleh ribuan tentara Korea Utara di wilayah Kursk, Rusia barat.
Ukraina sebelumnya melancarkan serangan balasan di Kursk pada Agustus, merebut sebagian wilayah tersebut yang kini berada di bawah kendali pasukannya.
Dilaporkan The New York Times, Presiden Joe Biden memberikan izin ini setelah mempertimbangkan perkembangan di medan perang.
Namun, Kremlin melalui juru bicara Dmitry Peskov menilai langkah AS hanya memperburuk konflik.
“Jelas pemerintahan AS saat ini telah mengobarkan api dan memprovokasi ketegangan lebih lanjut,” kata Peskov, dikutip dari AFP, Senin (18/11)