Pintasan.co – 17 September 2024, Korps Himpunan Mahasiswa Islam Wati (Kohati HMI) merayakan milad ke-58, menandai perjalanan panjangnya sebagai pionir dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia. Sejak didirikan pada 1966, Kohati telah memainkan peran vital dalam mendefinisikan dan memperkuat eksistensi perempuan, tidak hanya dalam ranah domestik tetapi juga dalam kepemimpinan dan advokasi sosial-politik.

Mengacu pada filosofi eksistensialisme Jean-Paul Sartre, yang menekankan bahwa eksistensi mendahului esensi, Kohati berpegang pada prinsip bahwa perempuan memiliki tanggung jawab mendalam terhadap eksistensi mereka dan perannya dalam masyarakat.

Ini berarti perempuan tidak hanya harus memenuhi peran yang diharapkan tetapi juga harus menjadi agen perubahan aktif yang memperjuangkan hak-hak mereka dan berkontribusi secara signifikan dalam struktur sosial.

Kohati HMI telah bertransformasi menjadi kekuatan pendorong dalam mengatasi ketidakadilan gender dan mempromosikan kesetaraan. Melalui berbagai program dan inisiatif, seperti pendidikan, pelatihan kepemimpinan, dan advokasi untuk kesetaraan gender, Kohati berkomitmen untuk memberdayakan perempuan dan mengurangi dampak norma patriarkal yang sering kali membatasi kemajuan mereka.

Salah satu pencapaian penting adalah dukungan terhadap kebijakan kuota 30% untuk keterwakilan perempuan dalam pemerintahan, yang berfungsi memastikan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam posisi kepemimpinan.

Kohati tidak hanya sekadar berfungsi sebagai wadah untuk pengembangan diri tetapi juga sebagai model bagi organisasi-organisasi perempuan lainnya. Dengan mengadopsi pendekatan feminisme eksistensialis ala Simone de Beauvoir, Kohati mendorong anggotanya untuk bekerja secara profesional, mendalami kemampuan intelektual, menjadi agen transformasi sosial, dan menolak marginalisasi.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa perempuan bukan hanya pelengkap, tetapi bagian integral dari kemajuan peradaban.Dalam perjalanan lima dekade lebih, Kohati telah membuktikan diri sebagai pilar kekuatan perempuan yang berkomitmen pada kualitas insan cita.

Baca Juga :  Sri Mulyani Tegaskan PTN Tak Boleh Naikkan UKT Mahasiswa Meski Anggaran Dipotong

Dengan prinsip iman, ilmu, dan amal, Kohati berperan dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif, mendorong perempuan untuk berperan aktif dalam membangun dan memajukan negeri.

Melalui dedikasi dan komitmen yang kuat, Kohati HMI terus mengukir jejak sebagai simbol perjuangan dan pencapaian perempuan, membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara.

Meski tantangan masih ada, dengan dukungan dan partisipasi aktif dari organisasi seperti Kohati, serta keterlibatan perempuan dalam berbagai ranah, eksistensi perempuan diharapkan akan semakin kuat dan diakui.

Kohati HMI, dengan sejarah panjang dan kontribusinya yang substansial, membuktikan bahwa perempuan memiliki kapasitas untuk memimpin dan berinovasi, dan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan yang lebih baik.

Dengan mengangkat tema Milad “Kohati Bernilai Untuk Indonesia”, Kohati juga berharap dapat menegaskan posisinya sebagai agen perubahan dalam konteks politik dan sosial.

Perempuan, sebagai elemen kunci dalam pembangunan bangsa, diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk berpartisipasi lebih aktif dalam proses politik dan pengambilan keputusan, memastikan bahwa suara mereka didengar dan dipertimbangkan.

Akhirnya, “Kohati Bernilai untuk Indonesia” mencerminkan keyakinan bahwa setiap langkah yang diambil oleh Kohati tidak hanya memiliki dampak pada anggotanya tetapi juga berkontribusi pada kemajuan Indonesia secara keseluruhan.

Milad tahun ini diharapkan menjadi momen refleksi dan perencanaan yang matang untuk menghadapi tantangan ke depan dan memperkuat nilai-nilai yang menjadi fondasi peran Kohati dalam membangun masa depan yang lebih baik untuk seluruh bangsa.

Selamat Milad Kohati Ke-58 Tahun