Pintasan.co, Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa rencana evakuasi terhadap seribu warga Gaza bukanlah bentuk relokasi, melainkan upaya bantuan kemanusiaan.

Hal ini disampaikan saat kunjungannya di Antalya, Turki, pada Jumat, 11 April 2025.

“Bukan untuk relokasi, tapi semata-mata untuk membantu,” ujar Prabowo ketika menjawab pertanyaan media.

Presiden menjelaskan bahwa proses realisasi rencana ini masih dalam tahap konsultasi dengan berbagai pemimpin dunia, termasuk perwakilan dari Palestina.

Ia menekankan pentingnya koordinasi agar pelaksanaan evakuasi dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran.

“Saya sedang berkonsultasi dengan pimpinan dari Palestina dan negara-negara lain untuk mencari cara terbaik dalam pelaksanaannya,” jelas Prabowo.

Sebelumnya, pada Selasa malam, 8 April 2025, menjelang keberangkatannya ke kawasan Timur Tengah, Prabowo sudah menyampaikan kesiapan Indonesia dalam mengevakuasi warga Gaza yang menjadi korban konflik, khususnya mereka yang mengalami luka, trauma, maupun anak-anak yatim piatu.

“Kami siap mengevakuasi mereka yang membutuhkan pertolongan, yang terluka, yang trauma, anak-anak yatim, siapa pun yang disetujui oleh pemerintah Palestina dan pihak terkait. Kami siap mengirimkan pesawat untuk membawa mereka ke Indonesia,” tegasnya.

Namun, Presiden menekankan bahwa evakuasi ini hanya bersifat sementara.

Syarat utamanya adalah seluruh pihak terkait harus menyetujui langkah ini.

Setelah kondisi di Gaza membaik dan para pengungsi pulih, mereka diharapkan bisa kembali ke tanah asalnya.

“Semua pihak harus sepakat dulu dan evakuasi ini hanya sementara, sampai mereka sembuh dan kondisi di Gaza kembali memungkinkan. Setelah itu, mereka harus kembali ke tempat asalnya,” pungkasnya.

Baca Juga :  Kesenjangan Sosial di Masyarakat dan Solusinya