Pintasan.co, Surabaya – Saat ini, Fenomena berburu emas batangan tengah ramai terjadi di kalangan masyarakat, khususnya Surabaya. Orang – orang rela antre sejak pagi demi mendapatkan logam mulia. Bagi orang saat ini logam mulia merupakan investasi yang aman.
Salah satu lokasi yang diserbu pembeli adalah Galeri 24 di Jalan Ir. Soekarno, Rungkut, Surabaya. Menurut Asisten Regional Manager VII Surabaya Galeri 24 Ruli Muttaqin, jumlah antrean mulai melonjak sejak Oktober 2024, dan makin drastis usai Lebaran kemarin.
“Kalau hari biasa rata-rata sekitar 50 antrean per hari. Tapi sekarang bisa lebih dari 100 antrean dari jam 8 pagi sampai tutup,” ungkap Ruli, Sabtu (12/4/2025).
Peningkatan pembelian emas batangan Galeri 24 disebut Ruli mencapai lebih dari 50 persen. Galeri 24 sendiri menyediakan berbagai denom emas, mulai dari ukuran 0,5 gram hingga 12,5 kilogram.
“Yang paling banyak dicari itu ukuran 5, 10, dan 25 gram. Tapi belakangan ini, denom besar seperti 250 sampai 500 gram juga mulai banyak diburu,” jelasnya.
Untuk informasi, pada 12 April 2025 ini harga emas batangan Galeri 24 sendiri Rp1.904.000 per gram.
Ruli mengatakan, mayoritas pembeli berasal dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Namun tren peningkatan pembelian emas juga terjadi secara merata di seluruh Jawa Timur.
“Ada banyak faktor yang memengaruhi, salah satunya kondisi ekonomi global. Dampak dari kebijakan ekonomi Amerika, termasuk isu kebijakan Donald Trump, ikut mendorong orang beralih ke investasi emas. Banyak juga yang mengalihkan dana dari deposito ke emas,” imbuhnya.
Adapun Hania (25), salah satu pembeli emas batangan, warga Gunung Anyar, mengaku membeli emas batangan ukuran 0,5 gram sebagai bentuk investasi jangka panjang.
Apalagi harga emas yang akhir-akhir ini cenderung naik signifikan turut menjadi pendorong tingginya minat pembelian.
“Awalnya saya jarang investasi, tapi sekarang mulai paham soal kondisi ekonomi dari media sosial. Jadi mikir buat jaga-jaga. Emas ini bisa jadi pegangan di masa depan,” ujarnya.
Saat ini minat masyarakat yang kian meningkat terhadap literasi keuangan dan kecenderungan berinvestasi pada aset aman di tengah ketidakpastian global. Seperti halnya berinvestasi logam mulia