Pintasan.co, Jakarta – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menyerukan urgensi reformasi menyeluruh terhadap berbagai lembaga internasional dalam pertemuan para Menlu BRICS (BRICS Foreign Ministers’ Meeting) yang berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 28 April 2025.
Dalam forum strategis yang membahas arah tata kelola global, Sugiono menekankan perlunya sistem internasional yang lebih inklusif, transparan, dan adaptif terhadap dinamika zaman.
Pada sesi bertema “Reformasi Institusi Internasional untuk Tata Kelola yang Inklusif dan Berkelanjutan”, ia menyoroti pentingnya multilateralisme yang adil serta perubahan struktural yang nyata.
Ia menegaskan bahwa pembaruan menyeluruh terhadap lembaga-lembaga global, termasuk Dewan Keamanan PBB, sangat mendesak.
Perluasan keanggotaan Dewan Keamanan serta peningkatan representasi negara-negara berkembang dalam institusi keuangan dunia menjadi salah satu poin utama.
Sebagai bentuk komitmen konkret, Indonesia menyampaikan keinginan untuk bergabung dengan New Development Bank, lembaga keuangan yang didirikan oleh BRICS, guna memperluas akses pendanaan pembangunan di negara-negara Global South.
Sugiono juga mendorong penguatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar lebih siap dalam menghadapi pandemi dan krisis kesehatan global.
Ia menyerukan reformasi pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), agar kebijakan dan keputusan yang diambil lebih mencerminkan kepentingan kolektif semua negara anggota.
“Kita tidak bisa berhenti pada retorika. Saatnya beranjak dari visi ke implementasi melalui langkah konkret dan cepat demi mewujudkan reformasi global,” ujar Sugiono dalam pernyataan resminya, Selasa (29/4/2025).
Di sela forum, Menlu Sugiono juga menjalankan diplomasi bilateral, termasuk bertemu langsung dengan Menlu Brasil dan melakukan diskusi singkat (pull-aside meeting) bersama Menlu Ethiopia serta Menteri Negara Persatuan Emirat Arab untuk Kerja Sama Internasional.
Pertemuan ini membahas penguatan kerja sama bilateral dan kolaborasi dalam kerangka BRICS.