Pintasan.co, ProbolinggoGubernur Khofifah Indar Parawansa meresmikan revitalisasi Pendopo Agung Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Bromo, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (3/5).

Khofifah menegaskan, revitalisasi pendopo ini tidak sekadar hanya simbol infrastruktur saja, melainkan menjadi pertemuan dan ekspresi antar budaya yang dimiliki masyarakat suku Tengger. Selain itu juga memberikan layanan terbaik bagi seluruh masyarakat Jatim khususnya masyarakat Tengger.

“Peresmian pendopo Agung sebagai kado hari raya kuningan sekaligus hari raya galungan. Selain itu, memberikan manfaat bagi masyarakat Tengger dan semua yang sedang belajar Budaya Tengger sehingga bisa menjadi penguat budaya Nusantara,” kata Gubernur Khofifah.

Menurut Khofifah, selain penguatan budaya, revitalisasi Pendopo Agung menjadi wadah bagi masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi, salah satunya potensi pariwisata berkelanjutan.

“Peresmian Pendopo Agung bukan sekedar urusan infrastruktur, melainkan langkah penting memperkuat identitas budaya lokal, mendorong partisipasi masyarakat serta mendukung pengembangan potensi pariwisata berkelanjutan,” kata Khofifah.

Potensi pariwisata yang berkelanjutan, kata Khofifah, dikarenakan letaknya yang berada di lereng Gunung Bromo menjadikan pendopo Agung sebagai sarana strategis mendukung wilayah dengan keindahan alam serta kearifan lokal Suku Tengger.

“Dengan adanya pendopo ini, diharapkan dapat menjadi penguatan budaya sekaligus mendukung pengembangan pariwisata berbasis masyarakat,” tuturnya pusat.

Selain itu, Sektor Desa Ngadisari yang memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang Kawasan wisata Gunung Bromo sekaligus pusat Kebudayaan Masyarakat Tengger. Hal itu kemajuan dan kebangkitan masyarakat desa dari pariwisata disebabkan

“Saya optimis, keberadaan pendopo semakin memperkuat identitas desa sekaligus menjadi pusat kegiatan sosial, budaya dan pemerintahan yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya

Pendopo Agung Ngadisari dirintis sejak tahun 2023, kemudian direvitalisasi tahun 2024 menggunakan sumber dana dari Bantuan Keuangan Khusus Pemprov Jatim untuk kegiatan perencanaan, konstruksi fisik, dan pengawasan. Tahun 2025, pendopo Agung telah dimanfaatkan secara optimal.

“Tolong dirawat dan dijaga untuk menjadi forum mempertemukan budaya yang dimiliki masyarakat Tengger,” ungkapnya.

Lebih lanjut, revitalisasi Pendopo Agung Desa Ngadisari merupakan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik di daerah kabupaten/kota agar lebih merata, efektif dan sesuai dengan prioritas pembangunan daerah.

“Semoga keberadaan Pendopo Agung Desa Ngadisari menjadi berkah bagi kita semua dan semakin menguatkan persatuan serta kemajuan desa,” imbuhnya.

Ke depan, Khofifah menegaskan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya agar wilayah-wilayah lain, termasuk wilayah pegunungan seperti Sukapura, memiliki peran strategis dalam pembangunan daerah.

Baca Juga :  Dosen Fakultas Adab Dinonaktifkan, Mahasiswa Tuntut Pemecatan

Caranya, melakukan pemberdayaan, meningkatkan infrastruktur desa dan melestarikan budaya sehingga desa tidak sekedar berkembang melainkan sebagai pusat inovasi dan ketahanan sosial budaya.

“Mendorong pemerataan pembangunan, mempercepat strategi program serta meningkatkan kapasitas keuangan daerah dan kerja sama antar wilayah,” tutupnya.

Sementara itu Bupati Probolinggo Mohammad Haris menambahkan, revitalisasi pendopo Agung menjadi awal pembangunan masa depan dengan harapan pendopo bukan sebuah bangunan tetapi panggung budaya dan kolaborasi untuk menyambut wisatawan dalam maupun luar negeri.

“Manfaat dan berkah bagi masyarakat Tengger khususnya warga Ngadisari dan Sukapura untuk meningkatkan sektor pariwisata semakin baik sehingga berdampak pada sektor ekonomi yang menyejahterakan masyarakat Probolinggo,” ungkapnya.

Turut hadir, Camat Sukapura beserta jajaran Forkopimcam, Kepala Desa Ngadisari dan segenap perangkat desa, tokoh agama dan tokoh Masyarakat.