Pintasan.co, Jakarta – Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, mengungkapkan keprihatinannya atas terbatasnya bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk ke Gaza, Palestina.

Ia menegaskan bahwa kondisi tersebut sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan yang parah.

“Anak-anak di Gaza terus terbunuh, terluka, dan kehilangan bantuan,” tulis Russell melalui platform X, seperti dilaporkan oleh Anadolu pada Kamis, 22 Mei 2025.

Russell menjelaskan bahwa jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza sangat sedikit dan belum menjangkau kelompok yang paling membutuhkan.

Ia menambahkan bahwa stok bantuan semakin menipis, sementara waktu untuk menanggulangi situasi semakin habis.

Komentar Russell muncul setelah Kantor Urusan Kemanusiaan PBB menginformasikan bahwa Israel telah menyetujui masuknya 100 truk bantuan — jumlah yang meningkat dibandingkan hanya sembilan truk sehari sebelumnya. Meski demikian, angka tersebut masih dianggap jauh dari memadai untuk kebutuhan warga Gaza.

Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, menyebutkan bahwa distribusi bantuan terhambat karena Israel hanya membuka satu jalur pengiriman yang padat dan berbahaya dari area pemuatan di Kareem Shalom.

Sejak 2 Maret, Israel memberlakukan blokade ketat terhadap Gaza dan membatasi masuknya bantuan kemanusiaan, yang memperparah krisis kelaparan dan menelan banyak korban jiwa.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 53.000 warga Palestina — sebagian besar perempuan dan anak-anak — tewas akibat serangan militer Israel.

Sementara itu, Mahkamah Pidana Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pejabat tinggi Israel atas dugaan kejahatan perang, dan Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional.

Baca Juga :  Spanyol Dilanda Banjir Hebat, Warga Marah Lempar Lumpur ke Raja Felipe