Pintasan.co, Jakarta – Program ‘Manggarai Bershalawat’ yang digagas oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung telah diselenggarakan.
Chico Hakim, Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, menyatakan bahwa program Manggarai Bershalawat berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat untuk berdiskusi dan mencari solusi atas berbagai masalah, termasuk tawuran.
“Intinya shalawatan ini untuk mempertemukan, menjadi medium atau media untuk mempertemukan warga. Kan sebenarnya di balik itu, akan ada banyak program terkait olahraga, terkait dengan lapangan kerja, jadi gitu,” ujar Chico Hakim dilansir dari detik.com, Minggu (25/5/2025).
Chico menjelaskan bahwa meskipun namanya ‘Manggarai Bershalawat’, kegiatan yang akan dilaksanakan tidak hanya berfokus pada shalawat.
Dia pun menambahkan, Pemerintah Provinsi Jakarta berharap program ini dapat mengalihkan energi pelaku tawuran ke arah yang lebih positif. “Kita memang judulnya aja bershalawat, bukan artinya akan bershalawat terus-menerus, nggak. Kan artinya setelah ada pertemuan, warga udah sama-sama bisa duduk bareng, kemudian memformulasikan untuk lingkungannya sendiri, apa sih yang terbaik untuk bisa mencegah terjadinya tawuran. Anak remaja maupun dewasa, karena daerah Manggarai ini kan memang langganan tawuran,” ucapnya.
“Kemarin Pak Gubernur ketika hadir di sana menyumbangkan beberapa alat musik, ada alat olahraga. Kemudian harapannya agar mungkin selama ini energi yang kelebihan dari anak-anak kita ini nggak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan positif,” sambungnya.
Bahkan, kata dia, tidak menutup kemungkinan Manggarai Bershalawat akan dilakukan di daerah Jakarta lainnya akan tetapi dengan konsep yang berbeda bukan dengan bershalawat. Karena menurut dia, setiap daerah di Jakarta memiliki kekhasan masing-masing.
“Setiap daerah di Jakarta ini kan punya kekhasan masing-masing di Jakarta, Jakarta ini kan heterogen ya. Kenapa Manggarai dipilih begitu (Manggarai Bershalawat) karena mayoritas muslim. Karena memang di situ banyak pemuka agama yang tinggal di kawasan itu. Kita tahu sesepuh, pemuka agama di kawasan itu cukup didengar. Harapan kita dengan launching-nya shalawat itu, ke depan mereka akan lebih sering berkomunikasi di internal untuk mencari solusi,” imbuh Chiko.