Pintasan.co, Jakarta – Di Pelabuhan Yantian, Shenzhen, Tiongkok selatan, suara Lin Risheng kerap serak akibat bekerja berjam-jam mengatur jalannya operasi. Bahkan, walkie-talkie miliknya sering kehabisan dua baterai dalam sehari.
Pelabuhan sibuk ini menangani lebih dari 25 persen total ekspor Tiongkok ke Amerika Serikat dan kini mengirimkan rata-rata enam kapal ke AS setiap hari. Kesibukan Lin mencerminkan meningkatnya aktivitas perdagangan antara kedua negara.
Pemulihan hubungan dagang antara Tiongkok dan AS terjadi seiring pengurangan tarif yang mendorong kembali arus perdagangan lintas Pasifik, memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Setelah pernyataan bersama hasil Pertemuan Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok-AS dirilis di Jenewa pada 12 Mei, dan tarif resmi diturunkan pada 14 Mei, para eksportir Tiongkok langsung mencatat lonjakan permintaan dari AS. Ini menunjukkan reaksi cepat pasar terhadap kesepakatan bilateral tersebut.
Hanya dua jam setelah pengumuman itu, Shenzhen Sky Dragon Audio-Video Technology Co., Ltd. menerima sejumlah permintaan mendesak dari mitra AS untuk mempercepat pengiriman.
“Mereka menyambut baik pemotongan tarif ini,” ujar Xiang Congli dari divisi penjualan perusahaan tersebut.
Perusahaan-perusahaan di kedua negara kembali aktif berdagang setelah sempat tertahan akibat tarif tinggi. Importir AS mulai menambah stok, sementara produsen Tiongkok kembali memproduksi barang untuk pasar Amerika.
Di balik meningkatnya aktivitas ini, pelaku usaha dari kedua negara melihat peluang kerja sama yang saling menguntungkan. Saat tarif sempat dinaikkan pada awal April, banyak perusahaan AS memilih menunda pemesanan, bukan membatalkannya.
Setelah tarif diturunkan, mereka kembali memesan dalam jumlah besar. “Kami baru saja memesan barang dari pemasok Tiongkok,” kata Tom Simon dari Juniper Design Group Inc.
Produsen di berbagai wilayah Tiongkok ikut merasakan dampak positifnya. Misalnya, Shanxi Dahua Glass Industrial Co., Ltd. di utara Tiongkok, yang mengekspor 40 persen produksinya ke AS, kini kembali memproduksi nampan kaca untuk toko Macy’s.
“Kami sempat bolak-balik menghentikan dan memulai produksi akibat tarif. Seperti naik roller coaster,” kata Liang Wensheng, wakil manajer umum perusahaan.
Pabrik-pabrik Tiongkok kini bergegas menyelesaikan pesanan yang tertunda, sementara pembeli AS kembali aktif memesan untuk musim belanja sekolah dan liburan.
Hu Ran, pendiri perusahaan pencahayaan berbasis di Seattle, mengatakan perusahaannya tengah mempercepat impor produk dari Tiongkok. Kenaikan pesanan juga menghidupkan kembali jaringan logistik antara dua ekonomi besar dunia ini.
Menurut data Vizion, pemesanan kontainer dari Tiongkok ke AS melonjak hampir 300 persen setelah tarif diturunkan. Beberapa jalur pelayaran yang sempat dihentikan kini diaktifkan kembali, bahkan perusahaan pelayaran menambah kapal untuk mengakomodasi permintaan.
Di AS, sektor transportasi darat juga mulai bangkit. Eve Tang, pemilik usaha truk di Los Angeles, menyebutkan pasar logistik lokal kembali sibuk seiring meningkatnya pengiriman dari Tiongkok.
“Kami perkirakan pemulihan ini bisa bertahan satu atau dua pekan, atau bahkan lebih lama,” katanya, meskipun tetap ada ketidakpastian ke depan.
Di tengah lonjakan ekspor ini, para eksportir Tiongkok tetap percaya bahwa kualitas produk, inovasi, dan kekuatan rantai pasok mereka akan membantu menghadapi persaingan global.
“Peningkatan ekspor ini menunjukkan kuatnya fondasi dan daya saing manufaktur Tiongkok,” ujar Zhang Guangyang, manajer umum Shenzhen Huitong Tianxia Logistics Co., Ltd.