Pintasan.co, Jakarta – Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menegaskan bahwa sengketa perbatasan dengan Thailand harus diselesaikan secara sabar dan melalui jalur hukum serta diplomatik.
Pernyataan ini disampaikan menyusul insiden tewasnya seorang tentara Kamboja dalam bentrokan di perbatasan kedua negara awal pekan ini.
“Masalah perbatasan itu rumit dan harus diselesaikan dengan kesabaran, kegigihan, dan melalui jalur hukum dan diplomatik,” ujar Hun Manet pada Sabtu (31/5).
Ia menekankan bahwa membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional seharusnya menjadi langkah terakhir, karena setelah itu, ruang untuk negosiasi akan tertutup.
Sementara itu, pemerintah Thailand berencana menutup enam pos pemeriksaan permanen dan sepuluh pos sementara di perbatasan sebagai langkah pencegahan demi menjaga keselamatan warga sipil dan menghindari konflik serupa.
Mantan Perdana Menteri Kamboja yang kini menjabat Ketua Senat, Hun Sen, juga menyerukan agar peta “Segitiga Zamrud” yang telah diakui secara internasional dibawa ke Mahkamah Internasional di Den Haag untuk menyelesaikan sengketa wilayah tersebut.
Insiden kekerasan terbaru antara kedua negara terjadi pada Rabu (28/5) di wilayah Segitiga Zamrud, yang merupakan titik temu perbatasan antara Kamboja, Thailand, dan Laos.