Pintasan.co, Jakarta – Pemerintah Thailand dan Kamboja telah mencapai kesepakatan untuk menarik pasukan masing-masing dari wilayah sengketa di perbatasan, menyusul bentrokan yang terjadi pada akhir Mei lalu.

Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai, dalam konferensi pers pada Minggu (8/6).

“Melalui pembicaraan yang melibatkan personel militer dari kedua belah pihak, kami telah mencapai kesepakatan untuk menarik mundur pasukan hingga ke posisi awal sejak 2024,” ujar Phumtham.

Ia menambahkan bahwa komunikasi antara komando dari kedua belah pihak telah berlangsung aktif, dan saat ini tengah dilakukan inspeksi langsung oleh pejabat senior di lapangan untuk memastikan situasi terkendali.

Phumtham pun menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan militer Kamboja atas keterlibatan mereka dalam proses negosiasi yang berlangsung secara damai dan konstruktif, demi kepentingan rakyat kedua negara.

Foto-foto dari lokasi konflik yang dipublikasikan oleh media Thailand memperlihatkan pasukan Kamboja telah meninggalkan posisi mereka, sementara parit-parit pertahanan yang sempat digunakan selama bentrokan telah dibongkar.

Latar Belakang dan Upaya Diplomatik

Sebelumnya, Tentara Kerajaan Thailand menyebut bahwa Kamboja secara resmi mengundang pihak Thailand untuk mengadakan pertemuan guna membahas ketegangan yang meningkat.

Dalam pertemuan tersebut, Kamboja menyetujui penempatan ulang pasukannya ke posisi yang telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan tahun 2024.

Kesepakatan ini bertujuan menciptakan suasana kondusif menjelang rapat Komisi Gabungan Penetapan Batas Darat (Joint Boundary Commission) yang dijadwalkan berlangsung pada 14 Juni 2025.

Agenda utama rapat tersebut adalah mencari solusi damai dan berkelanjutan atas sengketa batas wilayah antara kedua negara.

Kedua pihak juga sepakat memanfaatkan mekanisme Komite Perbatasan Setempat sebagai jalur komunikasi utama untuk menyelesaikan persoalan di tingkat wilayah ke depannya.

Baca Juga :  Kebangkitan Perdagangan China-AS Hidupkan Kembali Rantai Pasok Global

Ketegangan di Lapangan

Sebelumnya pada Sabtu (7/6), militer Thailand mengalihkan pengawasan penuh titik lintas perbatasan ke tangan militer, menyusul tudingan adanya provokasi dari pasukan Kamboja.

Pihak Thailand juga menyebut bahwa intelijen mereka mendeteksi peningkatan jumlah pasukan Kamboja yang disiagakan di sekitar perbatasan.

Bentrokan yang pecah pada 28 Mei lalu menyebabkan seorang tentara Kamboja tewas. Kedua negara saling menyalahkan atas insiden tersebut, yang terjadi di zona netral yang masih disengketakan.

Sementara itu, pihak militer Thailand menuduh pasukan Kamboja membawa perlengkapan berat dan mendekati batas wilayah.

Sebaliknya, militer Kamboja mempublikasikan bukti visual berupa foto dan video bangkai drone milik Thailand yang mereka klaim berhasil ditembak jatuh.

Thailand membantah kepemilikan drone tersebut dan menyatakan bahwa mereka tidak perlu menggunakan drone untuk memantau wilayah Kamboja, karena sebagian besar informasi bisa didapatkan melalui unggahan media sosial militer Kamboja sendiri.

Perbatasan Dibuka Meski Tegang

Meskipun ketegangan sempat meningkat, seluruh pos lintas batas antara Thailand dan Kamboja tetap dibuka normal untuk warga sipil dan aktivitas perdagangan.