Pintasan.co, Sumenep – Salah satu pondok pesantren (ponpes) di Pulau Kangean, Sumenep viral. Pasalnya, sejumlah santriwati diduga jadi korban pencabulan dan pemerkosaan.

Diduga pelaku pencabulan santriwati tak lain adalah ustadz sekaligus ketua yayasan ponpes tersebut.

Pelaku yakni MS (51) warga Arjasa, Sumenep. Ia ditangkap setelah beberapa keluarga korban ramai-ramai melaporkan ke polisi.

Pelaku sempat melarikan diri sebelumnya ditangkap oleh Satreskrim Polres Sumenep pada Selasa, (10/6), sekitar pukul 03.30 WIB, di Kabupaten Situbondo.

Aksi pencabulan ustad dan santriwati dilakukan ketika sudah di dalam kamar, dalam kamar tersebut tersangka lalu melancarkan aksi bejatnya. Korban tak berani untuk melawan mengingat status pelaku di lembaga tersebut sebagai ustaz dan ketua yayasan.

“Usai melakukan rudapaksa, tersangka lalu menyuruh korban untuk tidak menceritakan kepada siapapun tentang kejadian itu,” kata Widiarti, Kamis (12/6/2025).

Perbuatan bejat ternyata tak hanya dialami korban F. Sebab, selang 5 hari kemudian, dengan modus yang sama, pelaku kembali melakukan pemerkosaan kepada korban lainnya.

Slamet Riadi, penasihat hukum para korban mengatakan, terbongkarnya kasus asusila itu berawal dari curhatan para korban di grup WhatsApp. Dalam grup tersebut, para korban saling berbagi pengalaman pernah dicabuli dan diperkosa pelaku.

Obrolan di grup WhatsApp itu ternyata dibaca oleh para orang tua korban. Mereka akhirnya dicecar oleh orang tuanya masing-masing dan akhirnya mengaku pernah menjadi korban pelaku.

Karena hal ini, orang tua pelaku kemudian melapor ke Polres Sumenep.

“Ada sekitar enam korban sudah diperiksa oleh polisi terkait perkara dugaan pencabulan yang dilaporkan tersebut,” kata Riadi.

Laporan ini ternyata didengar oleh pelaku dan pelaku sempat kabur ke luar daerah. Karena tidak ingin Ini kenapa, pelaku tak pernah memenuhi panggilan polisi.

Baca Juga :  Momen Ramadan 2025, Pemkab Bantul Terus Berupaya Mencegah Tindakan Anarkis

Karena hal ini, polisi kemudian mengejar pelaku. Keberadaan pelaku kemudian terendus berada di Situbondo dan akhirnya berhasil ditangkap di sana.