Pintasan.co, Jakarta – Sebanyak 140 orang dilaporkan tewas di Gaza dalam 24 jam terakhir akibat serangan Israel, menurut keterangan pejabat kesehatan setempat.

Di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, sejumlah warga Gaza mengungkapkan kekhawatiran bahwa penderitaan mereka semakin diabaikan.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa 40 korban tewas terjadi pada Rabu, 18 Juni 2025, akibat tembakan dan serangan udara Israel.

Serangan terpisah di kamp pengungsi Maghazi, Zeitoun, dan wilayah Kota Gaza menyebabkan 21 kematian, sementara lima orang lainnya tewas di kamp Khan Younis, Gaza bagian selatan.

Selain itu, petugas medis menyebut 14 warga kehilangan nyawa dalam serangan terhadap kerumunan orang yang sedang menunggu distribusi bantuan PBB di Jalan Salahuddin, Gaza tengah.

Informasi ini disampaikan oleh Anadolu, Kamis 19 Juni 2025.

Menanggapi insiden tersebut, militer Israel (IDF) menyatakan bahwa warga telah diperingatkan bahwa kawasan itu merupakan zona tempur aktif.

IDF mengklaim bahwa warga mendekati pasukan secara mengancam, sehingga dilakukan tembakan peringatan.

Militer Israel juga menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya korban dalam kejadian itu, dan menegaskan bahwa serangan lainnya ditujukan untuk menargetkan infrastruktur militer Hamas.

Sehari sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan bahwa sejak bantuan makanan mulai kembali disalurkan, sebanyak 397 warga Palestina yang berusaha mendapatkan bantuan telah tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka.

Sementara itu, sejumlah warga Gaza merasa bahwa konflik di wilayah mereka terpinggirkan akibat meningkatnya perhatian dunia terhadap ketegangan antara Israel dan Iran.

“Orang-orang dibantai di Gaza, tetapi perhatian telah beralih ke perang Iran-Israel. Hanya sedikit berita tentang Gaza akhir-akhir ini,” kata Adel, warga Kota Gaza.

“Siapa pun yang tidak mati karena bom Israel akan mati karena kelaparan. Orang-orang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari untuk mendapatkan makanan,” tambahnya.

Baca Juga :  Presiden Yoon Tetapkan Menhan Baru Pasca Drama Darurat Militer

Shaban Abed, seorang ayah dari Gaza utara, menuturkan, “Kami mungkin senang melihat Israel menderita karena roket Iran, tetapi pada akhirnya, satu hari lagi dalam perang ini akan merenggut nyawa puluhan orang yang tidak bersalah.”

Ia menutup dengan harapan, “Kami hanya berharap solusi komprehensif dapat dicapai untuk mengakhiri perang di Gaza.”