Pintasan.co, Yogyakarta – Di tengah dominasi platform digital asing dalam berbagai aspek kehidupan, Yogyakarta berhasil menunjukkan pendekatan yang berbeda. Pertumbuhan pesat aplikasi transportasi online lokal JogjaKita menjadi bukti nyata atas kemandirian digital daerah yang didukung penuh oleh masyarakat.

Pendiri JogjaKita, Ibnu Sunanto, menjelaskan bahwa sejak awal aplikasi ini dirancang, dikembangkan, dan dijalankan oleh talenta lokal Yogyakarta.

Dalam waktu yang relatif singkat, lebih dari 3.000 mahasiswa, ratusan pelaku UMKM, serta ribuan pengguna umum telah beralih menggunakan JogjaKita.

“Kami melihat Yogyakarta sebagai laboratorium nasionalisme digital. Di sini, masyarakat tidak hanya bangga pada budaya dan sejarah, tapi juga memilih untuk berdaulat secara digital. Jogjakita jadi bukti nyata bahwa daerah bisa berdiri sendiri di tengah dominasi korporasi global,” cetusnya, Minggu (29/6/25).

Ibnu pun meyakini, gerakan masyarakat Yogyakarta untuk menggunakan aplikasi lokal bukan sebatas soal kenyamanan dan persaingan harga. 

Menurutnya, ini adalah bentuk pilihan sadar dan kolektif untuk menolak ketergantungan pada aplikasi yang tak berpihak pada ekonomi kerakyatan.

Dijelaskan, Jogjakita tidak mengambil potongan dari mitra pengemudi maupun UMKM, serta menjalankan program sosial ‘Kilometer Kebaikan’ yang mengantar anak yatim ke sekolah secara gratis. 

“Kalau transportasi bisa kita kelola sendiri, kenapa kita harus bergantung pada sistem yang tidak berpihak? Yogyakarta sudah membuktikan, dan kami yakin kota lain bisa mengikuti,” pungkasnya. 

Baca Juga :  Pusdal LH Jawa bersama DLH Bantul Gelar Kampanye Pengurangan Sampah Plastik di Pantai Gua Cemara