Pintasan.co, Surabaya – Libur sekolah sayang sekali jika tidak dimanfaatkan untuk belajar sambil bermain. Biasanya liburan identik dengan kunjungan ke tempat-tempat rekreasi seperti taman bermain atau wisata alam. Namun, sesekali tak ada salahnya untuk mengunjungi dan mengenalkan anak-anak pada wisata edukatif yang sarat sejarah.

Salah satu wisata edukatif yang sarat dengan sejarah seperti di Sumur Jobong, situs peninggalan masa lampau yang terletak di Jalan Pandean, Kampung Peneleh, Surabaya.

Sumur yang berusia ratusan tahun tersebut diperkirakan sudah ada sejak era Kerajaan Majapahit, menjadikannya destinasi yang cocok untuk mengisi liburan sambil menambah wawasan sejarah anak-anak.

Di objek wisata itu, terlihat antusiasme sejumlah anak yang penasaran dengan sumur bersejarah ini. Muhammad Samma (11), salah satu siswa SD yang datang bersama teman-temannya, terlihat semangat menjelajah dan mencoba langsung kesegaran air dari Sumur Jobong.

“Ini tadi habis lihat-lihat sumur tua yang katanya peninggalan Kerajaan Majapahit. Tadi juga sempat cuci muka dan cuci tangan di sini, ternyata airnya segar dan masih berfungsi,” ujarnya, Selas, (8/7/2025).

Menurut Anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Agus Santoso yang mengelola lokasi ini, Sumur Jobong diperkirakan berasal dari sekitar tahun 1430-an.

Sumur ini sempat tak dikenal publik hingga akhirnya ditemukan saat proyek normalisasi gorong-gorong yang dilakukan Pemkot Surabaya pada 2018 silam.

Usai penggalian dan dilakukan pengukuran, sumur ini disebut memiliki diameter 83 cm, tinggi 48 cm, dan kedalaman sekitar 1 meter.

“Sumur tersebut ditemukan hari Rabu Wage, tanggal 31 Oktober 2018 pukul 18.20 WIB,” jelas Agus.

Pemerintah Kota Surabaya kemudian menggandeng arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan IX Jawa Timur serta sejarawan dari Universitas Airlangga untuk meninjau langsung lokasi tersebut.

Baca Juga :  Indonesia dan Pesona Alam yang Tak Pernah Habis untuk Dijelajahi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, struktur sumur ini mirip dengan yang ada di Trowulan, pusat Kerajaan Majapahit di Kabupaten Mojokerto. Bukan hanya sumur yang ditemukan, para peneliti juga mendapati tulang-belulang manusia di sekitarnya. Temuan ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh tim Cagar Budaya, dan dikirim ke Australian National University untuk diuji karbon.

“Hasilnya, fosil-fosil tersebut adalah tulang manusia yang hidup sekitar tahun 1430-an dan genetikanya serupa dengan para penduduk di Kampung Peneleh yang DNA-nya juga dikirimkan kepada tim peneliti Australian National University di Canberra,” jelas Agus.

Saat ini, Sumur Jobong menjadi salah satu titik wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi, terutama bagi keluarga yang ingin memberikan pengalaman liburan berbeda bagi anak-anak. Sambil jalan-jalan, mereka bisa menyelami sejarah kota dan masa kejayaan masa lampau yang melegenda.