Pintasan.co, Luwu Timur – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan UNICEF Wilayah Sulawesi-Maluku dan Jenewa Madani menyelenggarakan lokakarya gizi regional bertajuk “Komitmen untuk Gizi: Dari Bukti Menuju Dampak – Mewujudkan Program Gizi yang Terarah, Terintegrasi, dan Berkelanjutan” pada Selasa, 15 Juli 2025.
Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Jl. Urip Sumohardjo No. 269, Makassar.
Menurut laporan yang dikutip dari warta.luwutimurkab.go.id, kegiatan tersebut menjadi tindak lanjut atas hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, yang memperlihatkan masih tingginya angka stunting, wasting, dan underweight di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan.
Lokakarya ini menjadi forum strategis untuk menyatukan langkah lintas sektor dalam menanggulangi permasalahan gizi yang masih kompleks di daerah.
Wakil Bupati Luwu Timur, Hj. Puspawati Husler, turut hadir dalam lokakarya tersebut bersama sejumlah kepala daerah lainnya, sebagai wujud nyata komitmen Pemkab Luwu Timur dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting dan perbaikan status gizi masyarakat melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Luwu Timur, Hj. Puspawati menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintahan daerah, dinas teknis, mitra pembangunan, hingga masyarakat secara luas.
“Gizi anak bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan semata. Ini adalah tanggung jawab lintas sektor. Di Luwu Timur, kami terus memperkuat koordinasi dan memperluas intervensi gizi, baik yang bersifat sensitif maupun spesifik, berdasarkan data lapangan,” tegasnya seperti dilansir dari warta.luwutimurkab.go.id (15/7/2025).
Direktur Jenewa Institute, Surahmansah Said, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa isu stunting menjadi bagian penting dalam pembangunan sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.
Ia menyoroti bahwa perhatian pemerintah, terutama di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, terhadap isu gizi sangat besar.
“Penting bagi kita semua memastikan lokakarya ini tidak sekadar menjadi dokumen formal, tapi diteruskan dalam aksi nyata di lapangan,” ungkap Surahmansah, seperti dilansir dari warta.luwutimurkab.go.id (15/7/2025).
Sejalan dengan hal tersebut, Hengky Widjaja selaku Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi-Maluku, menambahkan bahwa tantangan gizi di Indonesia tidak hanya soal stunting, tetapi juga obesitas pada anak.
Menurutnya, diperlukan kerja sama lintas sektor yang kuat dan terukur.
“Kita memerlukan aksi kolektif yang berdampak langsung dan bisa dievaluasi dalam penanganan isu gizi,” tuturnya, seperti dilansir dari warta.luwutimurkab.go.id (15/7/2025).
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Ishaq Iskandar, juga menyampaikan bahwa lokakarya ini adalah bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam mencegah masalah gizi kronis dan memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan berkarakter.
“Masalah gizi bukan semata soal medis, tapi juga tentang kualitas generasi bangsa di masa depan,” katanya, seperti dilansir dari warta.luwutimurkab.go.id (15/7/2025).
Sebagai bentuk komitmen bersama, kegiatan ini diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan seluruh Ketua TPPS se-Sulawesi Selatan, menandai dukungan menyeluruh dari pemerintah daerah terhadap program nasional percepatan penurunan stunting.
Wakil Bupati Hj. Puspawati Husler dalam kegiatan ini didampingi oleh Kepala Bapperida Lutim, Dohri As’ari, serta Sekretaris Dinas Kesehatan, dr. Helmi Kahar, yang turut menunjukkan sinergi lintas dinas dalam upaya penanggulangan masalah gizi secara terencana dan berkelanjutan.