Pintasan.co, SurabayaEmpat BUMDesa di Jawa Timur menjadi percontohan program Penguatan Desa Produktif Berbasis Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebagai Pilar Ketahanan Pangan untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini agar bisa menjangkau pengelola BUMDesa, perangkat desa, dan masyarakat sekitar sebagai penerima manfaat.

Program ini digagas oleh Yayasan Kita Indonesia Penggerak (KIP Foundation) yang didukung oleh Pemprov Jatim. Adapun keempat BUMDesa yang menjadi percontohan, diantaranya BUMDesa Ardiles Ardimulyo dari Desa Ardimulyo di Kabupaten Malang, BUMDesa Ngudi Sejahtera dari Desa Ngunut di Kabupaten Tulungagung, BUMDesa Sendang Drajat Canggu dari Desa Canggu di Kabupaten Kediri, dan BUMDesa Tim Pejuang Kemajuan dari Desa Sidorejo di Kabupaten Ngawi.

Menurut Founder KIP Foundation Dwi Ariady Kusuma, pilihan kepada keempat BUMDesa karena memiliki BUMDesa yang aktif dan potensi lokal yang besar dalam sektor pertanian, perikanan, dan peternakan.

Ia juga menambahkan bahwa BUMDesa memiliki potensi besar menjadi garda terdepan dalam sistem pangan nasional, faktor yang bisa mendukung ketercapaian itu yakni diberi ruang, kepercayaan, dan pendampingan yang tepat.

“Desa punya semua lahan, SDM, budaya gotong royong, dan potensi lokal yang luar biasa. Tapi mereka butuh akses dan sistem pendukung yang nyata. Program ini adalah bentuk nyata dari keberpihakan pada BUMDesa untuk tidak hanya menjadi penyedia bahan pangan, tapi juga pelaku utama ekonomi pangan,” ujar Ari dalam keterangannya, Selasa (22/7/2025).

Ia juga menegaskan, penguatan BUMDesa bukan sekadar proyek ekonomi, melainkan gerakan sosial untuk mengembalikan kedaulatan pangan kepada rakyat.

“Kami percaya, ketika desa berdaulat atas pangannya, maka ia juga berdaulat atas masa depan ekonominya,” tambahnya.

Ari mengatakan bahwa program ini bisa menjadi contoh terkait bagaimana pendekatan berbasis kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dapat menciptakan perubahan nyata di tingkat akar rumput.

“Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah usaha pangan di desa, membuka peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat, mendukung pelaksanaan program makan bergizi gratis, dan menjadi model percontohan nasional dalam penguatan ketahanan pangan berbasis BUMDesa,” jelasnya.

“Dengan semangat kolaboratif dan berbasis kebutuhan lokal, program ini menegaskan bahwa desa bukan objek pembangunan, melainkan subjek utama dalam menciptakan masa depan pangan Indonesia yang mandiri, sehat, dan berkelanjutan. Maju Bersama Desa,” tambahnya feb Bu.

Program ini merupakan bagian dari kebijakan nasional yang mendorong alokasi minimal 20 persen Dana Desa untuk ketahanan pangan, serta mendukung program prioritas pemerintah, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG). Di tingkat provinsi, program ini selaras dengan inisiatif strategis Jatim Daulat Pangan dan Klinik BUMDesa yang dijalankan di bawah misi Nawa Bhakti Satya oleh Pemprov Jatim.

Baca Juga :  Pihak Persib Buka Suara Menanggapi Kondisi Stadion GBLA yang Rusak Pasca Perayaan Gelar Juara