Pintasan.co, Makassar – Ribuan warga dari berbagai latar belakang agama berkumpul di Canal Drive Centre Point of Indonesia (CPI) Makassar, Sabtu malam (9/8/2025), untuk mengikuti Independence Light Festival 2025 bertema “Sejuta Doa untuk Bangsaku”.

Acara ini menjadi momentum silaturahmi lintas iman sekaligus pembuka rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 di Sulawesi Selatan.

Festival yang diinisiasi Vihara Girinaga Makassar bersama DPD Walubi Sulsel, KCBI, PSMTI, dan CPI ini diawali doa bersama enam tokoh agama.

Rangkaian acara dilengkapi dengan pertunjukan seni-budaya, prosesi pelepasan Balon Lentera Harapan, serta bazar UMKM yang ramai diserbu pengunjung.

Kepala Bagian TU Kanwil Kemenag Sulsel, H. Aminuddin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa perayaan ini tidak sekadar seremoni, melainkan perwujudan makna kemerdekaan yang hakiki.

“Malam ini kita menghidupkan kemerdekaan, bukan hanya memperingatinya. Lentera harapan yang kita lepas bukan sekadar simbol, tetapi janji bersama untuk menjaga Indonesia dengan cinta, doa, dan kolaborasi lintas agama, suku, dan budaya,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Kementerian Agama hadir bukan hanya sebagai pembuat kebijakan, tetapi juga sahabat spiritual masyarakat.

“Kemerdekaan tak berarti tanpa nilai ketuhanan. Lentera yang kita nyalakan seharusnya juga menerangi batin dan kesadaran bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal Tuhannya, menghargai sesama, dan terus menyalakan harapan,” tambahnya.

Sekretaris FKUB Sulsel, H. Mallingkai Ilyas, mengapresiasi festival ini sebagai wadah membangun rasa saling percaya.

“Ketika kita sering bertemu, tak ada lagi dusta, kebencian, atau kecurigaan. Bahkan kita bisa saling menghormati, mencintai, dan mengasihi,” katanya.

Dengan semangat kebersamaan, acara ini resmi membuka rangkaian HUT RI ke-80 di Sulsel.

Kanwil Kemenag Sulsel berharap Independence Light Festival menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus merawat harmoni, memperkuat persatuan, dan menanamkan nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga :  Kunjungi Dusun Susuru, Dedi Mulyai Takjub dengan Toleransinya