Pintasan.co, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengungkap keberadaan mafia di tiga sektor strategis yang merugikan negara dan masyarakat, yakni kelapa sawit, pertambangan, dan beras.

Pernyataan itu disampaikan dalam pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI, Jumat (15/8/2025).

Mafia pertama yang disorot berada di sektor kelapa sawit. Prabowo menyinggung kembali kelangkaan minyak goreng pada 2022 meski Indonesia merupakan produsen sawit terbesar di dunia.

Ia menyebut fenomena tersebut sebagai “serakahnomics”, hasil dari manipulasi pasar oleh kelompok tertentu.

Menurutnya, jutaan hektare kebun sawit ilegal berdiri di kawasan hutan dan sebagian telah terbukti melanggar hukum, namun lama dibiarkan.

Untuk memberantasnya, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2025 tentang penertiban kawasan hutan.

“Dari 3,7 juta hektare lahan ilegal yang terverifikasi, 3,1 juta telah kembali dikuasai negara dengan pengawalan TNI,” ujarnya.

Sektor kedua adalah pertambangan. Prabowo menyebut ada 1.063 tambang ilegal yang menimbulkan kerugian negara lebih dari Rp300 triliun.

Ia menegaskan tidak akan pandang bulu dalam penindakan, termasuk terhadap tokoh berpengaruh atau mantan pejabat.

Terakhir, ia mengungkap keberadaan mafia beras yang memanipulasi pasar demi keuntungan pribadi.

“Beras adalah kebutuhan pokok rakyat. Tidak bisa dibiarkan ada pihak yang memanfaatkan kekuatan modal untuk mendominasi dan memanipulasi kehidupan rakyat,” tegasnya.

Baca Juga :  Efisiensi Anggaran, Menhub: Mudik Gratis Tetap Diadakan