Pintasan.co, Cilacap – Kabupaten Cilacap merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki kerawanan tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, Hery Susanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah memasang alat pemantau tinggi muka air laut di kawasan Pantai Jetis, Kecamatan Nusawungu.

Perangkat tersebut menjadi bagian dari Indonesia Early Warning System yang berfungsi memantau perubahan ketinggian air laut guna mendeteksi potensi tsunami.

Menurut Hery, sensor pada peralatan tersebut akan merekam perubahan permukaan air laut secara signifikan jika terjadi peningkatan tinggi gelombang.

“Alat ini bekerja dengan tenaga surya sehingga tidak bergantung pada listrik PLN, sehingga tetap berfungsi saat listrik padam,” jelasnya, Selasa (26/8/2025).

Desa Jetis ditetapkan sebagai lokasi pemasangan alat karena merupakan destinasi wisata yang ramai didatangi pengunjung saat periode liburan.

Selain itu, kawasan ini berhadapan langsung dengan zona subduksi lempeng yang berpotensi menimbulkan ancaman tsunami.

Hery menambahkan, alat serupa juga sudah dipasang di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap.

Meski begitu, menurutnya jumlah perangkat masih perlu ditambah agar sistem deteksi dini semakin rapat dan efektif.

“Semakin banyak titik pemantauan, maka deteksi dini potensi tsunami bisa lebih cepat diketahui,” kata Hery.

Sejauh ini, Jawa Tengah baru memiliki dua perangkat pendeteksi tsunami yang terpasang, masing-masing di PPS Cilacap dan Pantai Jetis.

Di sisi lain, Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Bayu Prahara, mengungkapkan bahwa terdapat 10 kecamatan dengan 55 desa atau kelurahan di wilayah Cilacap yang berpotensi terdampak tsunami.

Kesepuluh kecamatan tersebut meliputi Kesugihan, Maos, Adipala, Binangun, Nusawungu, Patimuan, Kampung Laut, Cilacap Selatan, Cilacap Tengah, dan Cilacap Utara.

“Cilacap memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 201,9 kilometer yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia, sehingga ancaman tsunami tidak bisa dianggap remeh,” ungkap Bayu.

Bayu menambahkan, Pemkab Cilacap juga terus meningkatkan upaya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian material.

Baca Juga :  Hari Ini Solo Dilanda Hujan Es, Ini Penjelasan dari BMKG

Sebagai langkah antisipasi, pemerintah daerah telah menyiapkan sejumlah gedung sebagai tempat evakuasi akhir warga terdampak tsunami.

“Pada tahun 2012 Pemkab sudah melakukan MoU dengan 45 pengelola gedung untuk evakuasi warga terdampak tsunami,” jelasnya.