Pintasan.co, Jakarta –  Harga minyak mentah dunia cenderung stabil pada perdagangan Rabu (9/10/2024) setelah sebelumnya sempat anjlok lebih dari 4 persen.

Pasar mulai mempertimbangkan ketidakpastian seputar konflik Timur Tengah dan dampaknya terhadap pasokan minyak, khususnya potensi serangan Israel terhadap infrastruktur minyak Iran.

Di sisi lain, fundamental pasar minyak terus melemah dengan melimpahnya pasokan minyak, terutama di Amerika Serikat.

Minyak mentah Brent berjangka naik tipis 11 sen, atau 0,14 persen, menjadi US$77,29 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 3 sen menjadi US$73,60 per barel.

Kemarin, harga minyak sempat jatuh hingga 4 persen karena adanya peluang gencatan senjata antara Israel dan milisi Hizbullah di Lebanon.

Namun, ketegangan meningkat lagi setelah pejabat Hizbullah membatalkan klausul terkait gencatan senjata di Gaza, yang sempat diusulkan sebagai bagian dari perundingan gencatan senjata di Lebanon.

Wakil pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, dalam pidatonya di televisi, menyatakan dukungannya terhadap gencatan senjata, meski tidak menyebutkan gencatan di Gaza.

Pasokan minyak global juga masih melimpah, terutama di AS, di mana stok minyak mentah meningkat hampir 11 juta barel dalam seminggu terakhir, jauh melampaui perkiraan para analis.

Di sisi lain, Badai Milton, salah satu badai Atlantik terdahsyat dalam sejarah, diperkirakan akan menghantam Pantai Teluk Florida hari ini, yang dapat mengganggu pasokan bensin ke negara bagian konsumen terbesar ketiga di AS. Dampak badai ini dapat menambah tekanan pada pasar minyak yang sudah volatile.

“Dengan ketidakpastian akibat Badai Milton yang mengancam infrastruktur minyak AS, ditambah dengan spekulasi mengenai respons Israel terhadap serangan rudal Iran, kami memperkirakan pasar minyak memasuki kisaran perdagangan baru yang lebih tinggi, antara US$72,50 hingga US$77,50 per barel untuk saat ini,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG.

Baca Juga :  Peran UMKM dalam Menyerap Tenaga Kerja dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional