Pintasan.co, Umbulharjo – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar diseminasi hasil riset tahun 2025, Senin (27/10/2025). Kegiatan tersebut menjadi upaya Pemkot Yogyakarta dalam menyebarkan informasi serta mendorong pemanfaatan hasil penelitian sebagai dasar penyusunan kebijakan yang inovatif dan adaptif, khususnya terkait pengelolaan sampah.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasi atas arahan dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dalam penanganan sampah. Ia menegaskan, Pemkot baru mampu mengolah sekitar 190 ton sampah per hari, dari total produksi rata-rata 300 ton. Sementara itu, kuota pembuangan ke TPA Piyungan semakin terbatas, bahkan mulai Januari mendatang sudah tidak diperbolehkan lagi membuang sampah ke lokasi tersebut.
“Oleh karena itu kota kalau tidak mempunyai jurus-jurus baru untuk menyelesaikan masalah sampah hari ini harus selesai hari ini, maka berbahaya sekali. Kami mohon kita bisa bersama-sama mengatasinya,” ujar Hasto.
Menurutnya, keberhasilan pengelolaan sampah membutuhkan rekonstruksi sosial sebagai bagian dari revolusi mental, dengan menekankan perubahan perilaku masyarakat dalam memilah dan mengolah sampah. Pemkot Yogyakarta telah meluncurkan Gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS), yang melibatkan masyarakat melalui berbagai inovasi.
“Ada pengurangan sampah organik dengan ember. Sudah ada lebih dari lima ribu ember dibagi ke penggerobak dan sampahnya diambil untuk pakan ternak. Ada pengelolaan sampah dengan biopori jumbo dan unit pengolahan pupuk organik,” terangnya.
Selain itu, unit pengelolaan sampah milik Pemkot juga mengolah sampah menjadi RDF dan menggunakan incinerator, sementara masyarakat turut mengolah sampah organik untuk pakan maggot. Ia menambahkan, DIY akan segera memiliki fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) oleh Danantara pada Maret 2026.
Sementara itu, Anggota Dewan Pengarah BRIN Tri Mumpuni Wiyatno menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat sejak usia dini melalui literasi pengelolaan sampah.
“Sampah wajib dipilah. Tanamkan dalam diri sampah itu adalah uang. Pengolahan sampah harus menciptakan lapangan kerja agar masyarakat semangat,” ujarnya.
Tri Mumpuni juga memperkenalkan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) melalui mesin pirolisis. Menurutnya, bahan bakar cair hasil pengolahan tersebut setara dengan Pertamina Dex, dan teknologi ini mampu mereduksi volume sampah hingga 90 persen.
Sekretaris Bappeda Kota Yogyakarta Tri Retnani menjelaskan, diseminasi merupakan rangkaian penelitian tematis yang melibatkan perguruan tinggi. Tahun ini, tema yang diangkat adalah pemanfaatan hasil riset untuk mendorong kebijakan publik yang inovatif dan adaptif.
“Dalam diseminasi ini kita meng-highlight pengelolaan sampah yang masih menjadi isu hangat dan harus segera diselesaikan oleh semua unsur baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Mulai dari hulu ke hilir,” ujar Tri Retnani.
Ia menambahkan, pada hari kedua kegiatan, Selasa (28/10/2025), akan dipaparkan enam hasil penelitian tematis tahun 2025 yang diharapkan dapat memperkuat arah kebijakan pembangunan berkelanjutan di Kota Yogyakarta.
