Pintasan.co, Jakarta Pemerintah Korea Selatan menempatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sebagai pilar utama dalam visi pembangunan ekonominya.

Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, berkomitmen mentransformasi sektor industri, layanan publik, dan pertahanan melalui investasi besar dan kebijakan strategis di bidang AI.

Dalam pidato anggaran tahunan pertamanya di hadapan parlemen sejak menjabat pada Juni lalu, Lee menyebut rancangan anggaran 2026 sebagai “anggaran nasional pertama untuk era AI”.

Pernyataan tersebut menandai arah kebijakan baru setelah masa ketidakstabilan politik yang terjadi akibat kegagalan pemerintahan sebelumnya di bawah Yoon Suk Yeol.

“Di era kecerdasan buatan, keterlambatan satu hari saja berarti tertinggal satu generasi,” ujar Lee di hadapan anggota parlemen, dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/11/2025).

Lee mengakui bahwa negaranya memulai langkah di bidang AI dengan cukup lambat, sehingga kini dibutuhkan percepatan dan kerja keras untuk mengejar ketertinggalan.

Pemerintah Korea Selatan berencana meningkatkan investasi AI lebih dari tiga kali lipat menjadi 10,1 triliun won (sekitar US$7 miliar) tahun depan, sebagai bagian dari total anggaran 728 triliun won.

Dana tersebut diarahkan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, mengatasi masalah penurunan populasi, dan menghadapi tantangan global dalam bidang perdagangan serta teknologi.

Presiden Lee menegaskan bahwa AI akan menjadi fondasi utama daya saing masa depan, terutama di sektor robotika, otomotif, semikonduktor, dan logistik.

Ia berencana mengembangkan konsep “AI fisik” dengan menggabungkan keunggulan manufaktur Korea dan data real-time, serta memperluas penerapan AI di sektor bioteknologi, kesehatan, pendidikan, hingga perpajakan.

Pemerintah juga akan memperkuat kapasitas komputasi nasional dan mempercepat pelatihan tenaga ahli AI, termasuk melalui pembelian chip komputer berperforma tinggi dan pendidikan tingkat lanjut di bidang AI.

Baca Juga :  Polres Pasuruan Berhasil Mengungkap 4 Kasus Besar di Pasuruan

Sebagai langkah konkret, Nvidia Corp. baru-baru ini menandatangani kesepakatan dengan sejumlah perusahaan besar Korea Selatan untuk memasok lebih dari 260.000 chip akselerator, setelah kunjungan CEO Jensen Huang ke Seoul dalam rangka KTT CEO APEC.

Di bidang pertahanan, Seoul berencana menaikkan anggaran militer sebesar 8,2% menjadi 66,3 triliun won, dengan fokus pada peningkatan senjata konvensional dan penerapan sistem berbasis AI. Anggaran pertahanan itu setara dengan 2,4% dari PDB nasional.

Meski agenda ambisius ini menuai kehati-hatian dari oposisi, Presiden Lee menyerukan kerja sama lintas partai dan menyebut tahun 2026 sebagai “titik balik bersejarah” bagi Korea Selatan dalam membangun ekonomi berbasis kecerdasan buatan.