Pintasan.co – Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa penetapan gelar pahlawan nasional bagi sejumlah tokoh, termasuk Soeharto dan Marsinah, merupakan bagian dari upaya memperkuat rekonsiliasi dan persatuan nasional.
Menurut Gibran, keputusan tersebut menunjukkan kedewasaan bangsa dalam melihat sejarah secara lebih utuh.
“Penganugerahan ini bisa menjadi momentum untuk mempertegas komitmen bangsa terhadap persatuan, serta mendorong rekonsiliasi sebagai pijakan bersama,” ujar Gibran dalam keterangan resminya pada Jumat (14/11/2025).
Ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto menetapkan nama-nama tersebut setelah melalui proses penilaian yang mendalam oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Mekanisme tersebut, kata Gibran, memastikan bahwa setiap tokoh dipertimbangkan secara objektif berdasarkan kontribusinya untuk negara.
Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025, pemerintah menetapkan sepuluh tokoh sebagai Pahlawan Nasional.
Di antara mereka adalah Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, serta aktivis buruh Marsinah yang dikenal luas karena perjuangannya terhadap hak-hak pekerja.
Gibran berharap penganugerahan ini tidak hanya menjadi bentuk penghargaan, tetapi juga sarana refleksi bagi masyarakat untuk terus menjaga nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat persatuan di tengah dinamika zaman.
