Pintasan.co, Luwu Timur – Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan serta mendorong peningkatan produktivitas desa, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur kembali mempertegas komitmennya melalui program PANDU JUARA (Pembangunan Desa Unggul Juara).

Salah satu agenda prioritas dalam program ini adalah pengembangan potensi budidaya ayam petelur, yang dipresentasikan secara resmi dalam rapat bersama Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, pada Ahad (16/11/2025).

Kegiatan yang digelar di Ruang Rapat Bupati tersebut dihadiri oleh Pj. Sekda Lutim, Dr. Ramadhan Pirade, Asisten Pemerintahan dan Kesra Aini Endis Anrika, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Adni Juana Fachruddin, pimpinan OPD terkait, tenaga ahli dan pendamping, serta lima kepala desa yang menjadi lokasi sampel pengembangan ayam petelur.

Desa yang terlibat meliputi Desa Lumbewe (Kecamatan Burau), Beringin Jaya dan Bangun Jaya (Kecamatan Tomoni), serta Pertasi Kencana dan Sumber Agung (Kecamatan Mangkutana).

Dalam arahannya, Bupati Irwan menjelaskan bahwa ekspose tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan studi tiru yang telah dilakukan di beberapa daerah, termasuk Blitar yang dikenal sebagai daerah maju di bidang peternakan ayam petelur.

“Saya menghadirkan konsultan yang nantinya akan menjadi mitra pendamping, sehingga desa-desa yang memiliki potensi bisa bekerja sama. Kita aka menyiapkan bentuk kemitraan yang jelas dari segi skema hingga model pengembangan ayam petelur secara lengkap,” kata Bupati Irwan, sebagaimana dikutip dari warta.luwutimurkab.go.id (17/11/2025).

Pertemuan ini menjadi momentum untuk mengurai konsep pengembangan secara rinci, baik dari segi teknis maupun manajemen usaha.

Zuhal Natsir selaku konsultan memaparkan bahwa sistem yang akan diterapkan adalah sistem kandang close house, yaitu teknologi peternakan modern yang mengutamakan keamanan biologis dan pengaturan ventilasi agar ayam terhindar dari stres.

“Sistem ini bertujuan menghadirkan sarana peternakan modern yang efisien, meningkatkan penyediaan pangan bergizi, sekaligus membuka peluang kerja,” ujar Zuhal, sebagaimana dikutip dari warta.luwutimurkab.go.id (17/11/2025).

Ia juga memaparkan aspek teknis lainnya seperti desain kandang, pemilihan strain ayam, sistem kontrol, pemberian pakan dan minum, ventilasi, hingga analisis kebutuhan investasi.

Baca Juga :  Pengawasan Bus Pariwisata di Kota Batu Diperketat Pastikan Keselamatan Penumpang

Bupati Irwan menanggapi bahwa teknologi tersebut sangat mirip dengan yang ia temui saat berada di Blitar.

“Kebutuhan tenaga kerja pada kandang close house sangat sedikit, hanya sekitar empat orang, dengan standar kerja yang ketat dan diwajibkan menggunakan APD. Sementara operator teknologi cukup dua sampai tiga orang, sehingga pengelolaan SDM harus benar-benar dipersiapkan,” tegasnya, sebagaimana dikutip dari warta.luwutimurkab.go.id (17/11/2025).

Ia menekankan pentingnya proses rekrutmen yang tepat dan manajemen operasional yang profesional agar budidaya dapat berjalan maksimal.

Bupati Irwan juga menginstruksikan agar setelah ekspose ini segera dirumuskan pola kerja sama tripartit antara BUMDESMA, OPD terkait, dan mitra pengembang.

“Saya ingin seluruh pihak ikut terlibat. OPD, desa, dan BUMDESMA harus diberdayakan. Ini harus segera ditindaklanjuti,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari warta.luwutimurkab.go.id (17/11/2025).