Pintasan.co, Jakarta – Pemerintah Jepang menanggapi kemarahan serta imbauan China yang meminta warganya tidak bepergian ke Jepang, setelah pernyataan Perdana Menteri Sanae Takaichi tentang Taiwan memicu ketegangan.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Minoru Kihara, menyatakan bahwa seruan China kepada warganya untuk menjauhi Jepang menunjukkan Beijing tidak konsisten dengan pernyataannya sendiri.

Menurut Kihara, imbauan tersebut berseberangan dengan komitmen China dalam membangun hubungan strategis yang saling menguntungkan.

Ia menegaskan bahwa Jepang telah meminta Beijing mengambil langkah yang lebih bijaksana.

Pernyataan Takaichi sebelumnya memicu kontroversi setelah ia menilai bahwa serangan terhadap Taiwan dapat menjadi dasar bagi Jepang untuk mengerahkan pasukan dalam mekanisme pertahanan kolektif.

Pada Jumat malam, Kedutaan Besar China di Tokyo menerbitkan peringatan perjalanan bagi warganya.

Beijing menilai komentar Takaichi sebagai tindakan provokatif yang dapat mengganggu hubungan antarmasyarakat.

Peringatan tersebut juga menyebut adanya potensi risiko yang mengancam keselamatan warga China di Jepang.

Pemerintah China melalui Kementerian Luar Negeri serta perwakilan diplomatiknya di Jepang meminta warganya menunda perjalanan ke Jepang dalam waktu dekat.

Akibat peringatan itu, beberapa maskapai besar China—Air China, China Southern, dan China Eastern, mengumumkan kebijakan pengembalian dana penuh atau perubahan jadwal secara gratis untuk penerbangan menuju Jepang antara 15 November hingga 31 Desember 2025.

China turut mendesak Takaichi menarik pernyataannya yang dianggap tidak berdasar.

Namun, Takaichi menolak dan menegaskan bahwa ucapannya sesuai dengan prinsip keamanan Jepang.

Tokoh yang dikenal tegas terhadap China itu juga mendukung Taiwan dalam banyak isu.

Di sisi lain, China semakin meningkatkan tekanan terhadap Taiwan, yang terus diklaim sebagai wilayah yang mencoba memisahkan diri dari Beijing.

Baca Juga :  Kemenkes Pastikan Belum Ada Kasus HMPV di Indonesia Meski Wabah Meningkat di China