Pintasan.co, Jakarta – Tokoh Nasional Kristen Jefri Gultom menyampaikan apresiasi atas seruan Maruarar Sirait yang mengajak masyarakat memaknai momentum perayaan keagamaan sebagai kesempatan memperkuat solidaritas bagi rakyat Palestina yang sedang menghadapi krisis kemanusiaan.
Jefri menilai ajakan merayakan hari besar agama dengan sederhana dan berdampak sosial merupakan cerminan nilai kemanusiaan universal yang harus dijunjung bersama.
“Konflik di Palestina menimbulkan luka mendalam. Setiap ajakan untuk menunjukkan empati, membantu secara nyata, dan menghadirkan kasih perlu kita apresiasi,” ujar Jefri.
Ia menegaskan bahwa seruan Maruarar sejalan dengan semangat gotong royong dan kepedulian yang menjadi karakter bangsa Indonesia.
Sejalan dengan Komitmen Presiden Prabowo
Jefri juga melihat pesan kemanusiaan tersebut selaras dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat peran Indonesia sebagai negara yang konsisten mendorong penghentian kekerasan dan memperluas bantuan bagi rakyat Palestina.
“Langkah pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto yang terus menyuarakan penghentian kekerasan dan memperkuat jalur bantuan menjadi landasan moral bagi kita semua. Seruan Maruarar Sirait memperkuat energi kolektif bangsa untuk memberi harapan bagi mereka yang terluka,” pungkasnya.
Ia menggarisbawahi empat nilai penting dari seruan Maruarar Sirait:
1. Kemanusiaan di atas perbedaan.
2. Perayaan sederhana yang memberi dampak nyata.
3. Semangat gotong royong dan persaudaraan.
4. Dorongan bagi solidaritas dan perdamaian lintas bangsa dan agama.
Sebagai tokoh muda Kristen nasional, Jefri menekankan pentingnya menjaga harmoni sosial dan menjadikan nilai kemanusiaan sebagai pijakan utama dalam setiap tindakan publik.
“Empati kepada mereka yang menderita akibat konflik adalah nilai dasar kemanusiaan. Langkah pemerintah maupun tokoh masyarakat dalam menghadirkan harapan perlu didukung,” ucap Jefri yang juga mantan Ketua Umum GMKI.
Dukung Rangkaian Natal Nasional 2025
Jefri juga menyambut baik rangkaian Natal Nasional Pemerintah 2025 yang dirancang bukan hanya sebagai perayaan keagamaan, tetapi juga gerakan sosial.
Agenda tersebut mencakup ibadah nasional, bakti sosial, penggalangan bantuan untuk Palestina, serta dialog lintas agama demi memperkuat persatuan dan toleransi. Panitia juga akan mengundang 500 koster gereja, anak-anak panti asuhan, guru agama Kristen dan Katolik, guru sekolah Minggu, penyandang disabilitas, janda, serta yatim-piatu. Presiden Prabowo Subianto turut diundang dalam acara tersebut.
“Rangkaian ini mencerminkan semangat Natal yang membawa harapan dan memperluas ruang solidaritas,” imbuh Jefri.
