Pintasan.co, Jakarta – Kementerian Perdagangan memastikan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak menjadi penyebab naiknya harga kebutuhan pokok di pasar.

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan harga pangan masih dalam kategori stabil.

Ia juga telah meminta para peternak telur untuk mengantisipasi peningkatan permintaan, terutama yang dipicu oleh program MBG.

Menurutnya, kenaikan permintaan seharusnya dibarengi dengan peningkatan produksi sehingga harga tetap dapat dikendalikan.

“Idealnya, jika permintaan meningkat maka produksi juga harus naik. Itu akan berdampak baik,” ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Budi menambahkan bahwa fluktuasi harga yang terjadi di sejumlah daerah lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi cuaca selama musim hujan yang menyebabkan sebagian petani mengalami gagal panen.

“Biasanya pada Desember dan awal tahun harga cenderung naik karena curah hujan tinggi. Kami sudah berkoordinasi dengan asosiasi petani untuk mengantisipasi hal tersebut,” jelasnya.

Saat meninjau Pasar Cihapit di Bandung, Mendag menyebut harga berbagai komoditas menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 masih relatif stabil.

Beras SPHP dijual seharga Rp62.600 per 5 kg, daging sapi berada pada kisaran Rp130.000–Rp140.000 per kg, dan telur dijual Rp29.000 per kg.

Untuk cabai merah, Budi mengatakan sebagian besar daerah mencatat harga stabil sekitar Rp49.000 per kg.

Namun di Pasar Cihapit, harga cabai terpantau lebih tinggi, yakni Rp57.000–Rp80.000 per kg.

“Di beberapa wilayah, harga cabai tetap normal, meski ada daerah yang mengalami kenaikan. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, asosiasi, dan pemasok agar harga tetap stabil menjelang hari besar,” ujarnya.

Baca Juga :  Badan Gizi Buka Suara: Makan Bergizi Gratis di Jakarta Belum dengan Susu