Pintasan.co, Jakarta – Brasil menyatakan kekhawatiran mendalam atas meningkatnya aktivitas militer Amerika Serikat di sekitar wilayah Venezuela.
Ketegangan memuncak setelah Washington mengirimkan kapal-kapal perang, termasuk kapal induk terbesar AS, ke kawasan Karibia, sebuah langkah yang dinilai dapat memicu konflik bersenjata.
Di saat bersamaan, AS juga melancarkan serangan terhadap sejumlah kapal yang mereka klaim terlibat dalam jaringan narkotrafiking Venezuela, tuduhan yang langsung dibantah pemerintah Caracas.
Dalam pernyataannya, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menilai dinamika tersebut sangat serius dan perlu segera dibahas agar tidak berkembang menjadi bentrokan terbuka.
Brasil Mendesak Jalan Diplomasi
Saat konferensi pers di sela KTT G20 di Afrika Selatan pada Minggu (23/11/2025), Lula secara gamblang menyampaikan kekhawatirannya.
Ia menegaskan meningkatnya risiko konflik apabila komunitas internasional tidak mengambil langkah untuk meredakan situasi memanas antara AS dan Venezuela.
“Saya sangat resah melihat pengerahan kekuatan militer Amerika Serikat di Laut Karibia,” ujar Lula kepada Globo News. “Ini membuat saya cemas, dan saya berencana membicarakan hal ini dengan Presiden [Donald] Trump. Kita harus mencari jalan keluar sebelum ketegangan berubah menjadi konflik besar.”
Brasil selama ini menempatkan diri sebagai mediator di kawasan Amerika Latin. Pernyataan Lula mencerminkan kegelisahan bahwa operasi militer AS dapat mengacaukan stabilitas regional.
Operasi Militer AS dan Tuduhan terhadap Maduro
Hubungan Washington dan Caracas kembali memanas setelah Presiden Donald Trump mengerahkan armada angkatan laut ke Karibia dan menuduh Presiden Venezuela Nicolás Maduro terlibat dalam kartel narkoba internasional. AS juga menetapkan Maduro sebagai anggota organisasi teroris asing.
Respons Keras dari Venezuela
Pengerahan sekitar 15.000 personel militer AS dilaporkan memicu reaksi tajam dari pemerintah Venezuela. Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino López, dengan tegas mengecam tindakan Washington.
“Kami menolak keras manuver, latihan, dan pengerahan pasukan di wilayah kepentingan utama kami,” katanya dalam pidatonya, Sabtu. “Hentikan ancaman, kebohongan, dan upaya menggunakan kekuatan demi mempertahankan dominasi di kawasan.”
Menurut Padrino López, keberadaan militer AS tidak hanya dianggap mengancam Venezuela, tetapi juga berpotensi menggoyang stabilitas politik di seluruh Amerika Latin.
