Pintasan.co – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan optimisme kuat terhadap arah perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia yang berlangsung Jumat, 28 November 2025, Perry menegaskan bahwa fundamental ekonomi nasional tetap solid meski dunia masih berada dalam bayang-bayang gejolak global.

BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 berada pada kisaran 4,7–5,5 persen. Laju pertumbuhan tersebut diperkirakan meningkat pada 2026 menjadi 4,9–5,7 persen, dan kembali naik pada 2027 ke level 5,1–5,9 persen.

Optimisme ini didorong oleh prospek konsumsi rumah tangga yang terus menguat, investasi yang meningkat, hingga kinerja ekspor yang tetap terjaga meskipun ekonomi global melambat.

Perry menjelaskan bahwa stabilitas eksternal dan sistem keuangan Indonesia berada dalam kondisi terkelola dengan baik, sementara digitalisasi di sektor ekonomi dan keuangan menunjukkan percepatan signifikan. Meski demikian, ia menekankan bahwa kewaspadaan terhadap tekanan global harus tetap diperkuat.

Ada lima risiko utama yang menjadi sorotan BI. Pertama, kebijakan tarif Amerika Serikat yang diperkirakan masih berlanjut. Kedua, perlambatan ekonomi dunia yang semakin nyata.

Ketiga, tingginya utang serta suku bunga negara maju yang berpotensi menimbulkan tekanan keuangan global. Keempat, meningkatnya kerentanan sistem keuangan dunia. Dan kelima, maraknya penggunaan kripto dan stablecoin privat yang menimbulkan tantangan baru bagi stabilitas moneter.

Untuk menghadapi dinamika tersebut, Perry menekankan pentingnya sinergi kebijakan lintas sektor. Ada lima area yang menurutnya harus diperkuat: stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, akselerasi pertumbuhan yang berdaya tahan, peningkatan pembiayaan ekonomi dan pendalaman pasar keuangan, percepatan digitalisasi ekonomi-keuangan, serta penguatan kerja sama ekonomi bilateral dan regional.

“Dengan sinergi kelima kebijakan transformasi ekonomi nasional tersebut, insya Allah Indonesia akan tumbuh lebih tinggi dan berdaya tahan. Stabilitas terjaga. Hirisasi dan indonisasi dalam Asta Cita akan mendorong pertumbuhan penciptaan lapangan kerja. Demikian pula program sosial dan ekonomi kerakyatan seperti MBG, KBMP, Perumahan Rakyat dan lainnya,” ujarnya dikutip pada Selasa, 2 Desember 2025.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa BI melihat peluang pertumbuhan Indonesia tetap terbuka lebar, asalkan reformasi struktural dan sinergi kebijakan terus berjalan seiring dengan peningkatan kewaspadaan terhadap risiko global.

Baca Juga :  Banjir Rendam Tiga Kecamatan di Sinjai, Puluhan Rumah dan Akses Jalan Terendam