Pintasan.co, Jakarta — Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memastikan bahwa saat ini tidak ada lagi wilayah yang terisolasi akibat bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M. Syafi’i di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Selasa (2/12/2025).

Syafi’i menyebut, hingga saat ini Basarnas tidak menerima laporan baru terkait adanya daerah yang terisolasi.

“Daerah terisolasi sebenarnya… Saat ini sudah terbuka. Kalau misalkan ada berarti kan ada laporan, saat ini sudah tidak ada laporan tentang itu,” ujar Syafi’i.

Ia menegaskan bahwa pada dasarnya tidak ada wilayah yang benar-benar terisolasi, sebab bantuan tetap bisa dikirimkan melalui jalur udara maupun laut.

“Ada atau tidak daerah yang terisolasi tentunya dari laporan. Kita ketergantungan dari laporan. Tapi bagi Badan SAR Nasional, tidak ada kata-kata daerah terisolasi, karena kita bisa menjangkau entah itu dengan pesawat maupun kita dengan sarana laut,” jelasnya.

Menurut Syafi’i, istilah “terisolasi” biasanya disematkan pada wilayah yang akses daratnya terputus, dan berdampak pada gangguan listrik serta jaringan komunikasi.

“Yang terputus adalah transportasi darat, biasanya seperti itu daerah terisolasi. Sehingga kadang-kadang daerah terisolasi itu sarana darat tidak masuk, kemudian listrik padam, kemudian jaringan komunikasi terputus,” imbuh Syafi’i.

Sementara itu, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 2 Desember 2025 mencatat 3,2 juta jiwa terdampak, 1,1 juta jiwa mengungsi, 659 orang meninggal, dan 475 orang masih hilang akibat banjir dan longsor besar yang melanda tiga provinsi tersebut sejak pekan lalu.

Dari sisi infrastruktur, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum terus mempercepat pembukaan akses darat menuju wilayah terdampak. Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menyatakan pengerahan alat berat dilakukan dari berbagai provinsi yang tidak terdampak bencana seperti Riau, Jambi, dan Bengkulu.

“Fokus utama saat ini adalah membuka kembali konektivitas ke daerah yang masih terputus. Itu prioritas kami,” kata Dody.

Ia menambahkan bahwa tim gabungan terus membersihkan material longsor dan lumpur yang menutup jalur utama, dan memastikan proses pembukaan akses berlangsung setiap hari. Meskipun demikian, Dody belum merinci daerah mana saja yang masih terisolasi.

Baca Juga :  Penyelidikan Bau Busuk Gudang Tembakau di Bojonegoro