Pintasan.co, Jakarta – Pemerintah akan menyalurkan bantuan berupa selimut dan pakaian baru kepada korban banjir dan longsor di Provinsi Aceh pada Senin pekan depan. Bantuan tahap pertama ini terdiri atas 2.000 selimut dan 104 ribu potong pakaian baru yang berasal dari sejumlah perusahaan garmen dalam negeri.

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mengatakan, total bantuan tahap pertama mencapai 106 ribu item, termasuk pakaian dan selimut. Bantuan tersebut dipastikan seluruhnya dalam kondisi baru.

“Kemudian ini yang sudah ada ini namanya Daehan Global dari Sukabumi. Itu tadinya kan kita berpikir reject, nggak. Dia memberikan pakaian baru. Pakaian baru jumlahnya 101 ribu,” kata Mendagri Tito Karnavian di Balai Kartini, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (20/12/2025).

“Kemudian yang kedua, itu ada satu lagi perusahaan. Kalau ini, dia tidak memang untuk ekspor, tapi untuk dalam negeri. Dia menyumbang juga 5.000. Termasuk di antaranya 2.000 selimut. Jadi totalnya 106 ribu,” imbuhnya.

Tito memastikan, seluruh pakaian yang akan dikirim merupakan pakaian baru, bukan barang sisa produksi.

“Bukan. Bukan reject, jadi full baru. Iya,” ujarnya.

Menurut Tito, bantuan ini sangat dibutuhkan mengingat banyak warga terdampak bencana yang harus mengungsi tanpa sempat menyelamatkan barang-barang pribadi, termasuk pakaian. Ia mengaku telah meninjau langsung sejumlah lokasi pengungsian dan melihat keterbatasan kebutuhan sandang yang dialami para korban.

Penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap. Tito menyebut, pengiriman gelombang kedua dijadwalkan berlangsung pada 27–28 Desember 2025, dengan jumlah bantuan berkisar antara 50 ribu hingga 100 ribu potong pakaian.

“Setelah itu, ada gelombang kedua. Kira-kira tanggal 27-28. Gelombang kedua juga akan dari beberapa perusahaan juga akan menyumbangkan 50 ribu sampai 100 ribu pakaian juga kita akan drop langsung ke sana. Tapi khusus yang ke Aceh Tamiang, saya akan hadir,” jelasnya.

Selain Aceh, bantuan pakaian juga akan disalurkan ke wilayah lain di Sumatera yang terdampak bencana, termasuk Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

“Sumatera Utara, sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara yang, yang berat kan itulah Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, kemudian Sibolga, Madina, Tapanuli, saya lupa. Taput, Tapanuli Utara juga,” ujar Tito.

“Sedangkan di Sumatera Barat itu yang cukup terdampak ya, yang masih perlu perhatian kita, itu adalah di Agam, Padang Pariaman, dengan di Tanah Datar. Tanpa bermaksud mengecilkan daerah lain ya. Tapi daerah lain saya lihat recovery-nya sangat cepat,” imbuhnya.

Pemerintah berharap penyaluran bantuan sandang ini dapat membantu meringankan beban warga terdampak banjir dan longsor, sekaligus mendukung proses pemulihan di wilayah-wilayah yang masih membutuhkan perhatian khusus.

Baca Juga :  Kapolri Kerahkan Personel dan Peralatan Khusus untuk Tangani Banjir-Longsor di Sumatera