Pintasan.co, Jakarta – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mulai menunjukkan penguatan pada perdagangan Jumat waktu setempat atau Sabtu WIB, setelah beberapa hari terakhir tertekan oleh pergerakan enam mata uang utama dunia.

Mengutip Xinhua, Sabtu (27/12/2025), indeks dolar yang merefleksikan kinerja dolar AS terhadap enam mata uang global mengalami kenaikan tipis sebesar 0,05 persen ke level 98,022.

Di akhir perdagangan New York, euro melemah ke posisi USD1,1777 dari sebelumnya USD1,1784.

Sementara itu, poundsterling Inggris juga terkoreksi ke USD1,35 dari USD1,3508 pada sesi sebelumnya.

Dolar AS menguat terhadap yen Jepang, diperdagangkan di level 156,50 yen dibandingkan 156,11 yen pada perdagangan sebelumnya.

Penguatan juga terjadi terhadap franc Swiss, dari 0,7882 menjadi 0,7891 franc per dolar AS.

Namun, dolar AS justru melemah tipis terhadap dolar Kanada, turun ke 1,3672 dari 1,3674.

Pelemahan juga terjadi terhadap krona Swedia, dari 9,1744 menjadi 9,16 krona per dolar AS.

Penurunan Suku Bunga The Fed Jadi Perhatian Pasar

Menurut Investing.com, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve menjadi fokus utama pelaku pasar dalam menentukan arah pergerakan dolar AS.

Harapan penurunan suku bunga di masa mendatang telah menekan dolar dalam beberapa hari terakhir.

Para investor semakin memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga lanjutan pada 2026, seiring dengan tren inflasi yang mulai mereda.

Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS turut memberikan tekanan pada dolar, sekaligus memberi ruang penguatan bagi mata uang Asia meski kondisi perdagangan global masih relatif lesu.

Baca Juga :  Peringatan Hari Pers Nasional, Bupati Sri Sumarni Memberikan Apresiasi terhadap Peran Wartawan di Grobogan