Pintasan.co, Bogor – Destinasi wisata Danau Lido di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, belakangan ini menjadi sorotan setelah viralnya aksi sejumlah warga setempat yang meminta-minta kepada wisatawan.
Meski begitu, keindahan alam Danau Lido tetap memikat hati para pengunjung, menjadikan tempat ini sebagai salah satu tujuan wisata populer. Terletak di Desa Tugujaya, Kecamatan Cigombong, Danau Lido menawarkan panorama alam yang memukau.
Dengan air yang berasal dari aliran Sungai Ciletuh dan sumber air permukaan serta air tanah dalam, danau buatan ini menjadi tempat berbagai aktivitas masyarakat, seperti budidaya ikan dengan keramba jaring apung (KJA), kegiatan pariwisata, perhotelan, dan pertanian.
Keindahan alam danau yang tenang serta berbagai aktivitas di sekitar kawasan tersebut semakin menambah daya tarik wisatawan.
Tidak hanya itu, harga tiket masuk (HTM) Danau Lido juga terbilang sangat terjangkau, hanya sekitar Rp 10.000 per orang.
Bagi pengunjung yang datang secara rombongan, ada potongan harga yang membuat biaya kunjungan lebih murah.
Kawasan wisata ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 19.00 WIB, memberi kesempatan bagi wisatawan untuk menikmati keindahan alamnya sepanjang hari.
Namun, belakangan ini, viralnya aksi warga yang meminta-minta di sekitar Danau Lido sedikit mencoreng citra destinasi wisata ini. Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor akhirnya angkat bicara mengenai fenomena ini.
Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, mengungkapkan bahwa aksi minta-minta ini awalnya dianggap sebagai bentuk sambutan yang positif bagi wisatawan, terutama bagi pengunjung dari Timur Tengah.
“Aktivitas itu dianggap baik dalam kegembiraan ada tamu asing, khususnya dari timur tengah,” ujarnya pada, Minggu (20/10/2024).
Warga setempat biasanya membaca sholawat ketika menyambut para wisatawan, dan aksi ini dibalas oleh pengunjung dengan memberikan uang.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir, kegiatan tersebut berubah makna dan mulai dianggap sebagai tindakan meminta-minta secara negatif.
“Pergeseran makna ke arah negatif, sehingga terkesan meminta-minta dengan cara yang berbahaya,” terangnya.
Disbudpar telah melakukan inspeksi ke lokasi dan berkoordinasi dengan aparatur desa serta kecamatan untuk mencari solusi agar fenomena ini tidak semakin mencoreng citra wisata Danau Lido.
Yudi menegaskan bahwa pihaknya ingin menjaga citra pariwisata Kabupaten Bogor agar tetap positif dan tidak terganggu oleh tindakan-tindakan seperti ini.
Ia juga menyarankan agar penanganan masalah ini dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk desa wisata, Dinas Koperasi dan UKM, serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido untuk membantu meningkatkan perekonomian warga setempat.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi dan Danau Lido dapat terus menjadi destinasi wisata unggulan yang tetap memikat wisatawan tanpa gangguan.