Pintasan.co, Yogyakarta – Gunung Merapi tercatat mengeluarkan tiga kali guguran lava pada Selasa (14/01/2024) antara pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
Menurut laporan BPPTKG Yogyakarta, guguran lava terpantau mengarah ke barat daya menuju Kali Bebeng, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.900 meter.
Selain itu, aktivitas kegempaan juga tercatat dengan 38 kali kejadian gempa guguran yang memiliki amplitudo : 3-14 mm dan durasi : 57.28 hingga 224.73 detik.
Selama periode tersebut, tercatat 30 kejadian gempa hybrid/fase banyak, dengan amplitudo : 3-5 mm, S-P : 0.2-0.7 detik, dan durasi : 7.79-11.79 detik.
Berdasarkan pengamatan meteorologi, kondisi cuaca di Gunung Merapi tampak cerah hingga berawan, dengan angin bertiup perlahan ke arah timur.
Suhu udara berkisar antara 18-19 °C, tingkat kelembapan mencapai 72-93 persen, dan tekanan udara berada di kisaran 871.2-918.6 mmHg.
Secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan tingkat ketebalan 0-II.
Asap kawah yang bertekanan lemah tampak berwarna putih, dengan intensitas sedang dan ketinggian mencapai 400 meter di atas puncak kawah.
Hingga kini, status Gunung Merapi tetap berada pada Siaga atau Level III.
Potensi bahaya saat ini mencakup guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya, dengan area terdampak meliputi Sungai Boyong hingga jarak 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga jarak 7 km.
Di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro dengan jarak maksimum 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km.
Material vulkanik dari letusan eksplosif dapat terlempar hingga radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.
Berdasarkan data pemantauan suplai magma masih berlangsung dan berpotensi memicu terjadinya awan panas guguran di wilayah potensi bahaya.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di daerah tersebut.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap ancaman lahar dan awan panas guguran (APG), terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi, serta bersiap menghadapi dampak abu vulkanik akibat erupsi.
BPPTKG akan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi, jika terjadi perubahan signifikan status aktivitas gunung akan segera dievaluasi kembali.