Pintasan.co, Yogyakarta – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta mengimbau semua masjid atau rumah ibadah untuk mengurangi jumlah sampah.

Terutama dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan Ramadan, seperti buka puasa bersama, takjil, dan aktivitas lainnya di masjid.

Kepala Kantor Kemenag Kota Yogyakarta, Nadhif menekankan pentingnya agar kegiatan di rumah ibadah sebisa mungkin tidak menghasilkan sampah berlebih yang dapat memperburuk kondisi lingkungan di Kota Yogyakarta.

Untuk itu, ia menyarankan agar setiap masjid membentuk panitia khusus yang bertugas mengelola sampah.

“Kami sudah beberapa kali bertemu dengan para pengelola tempat ibadah. Kami mendorong sampah bisa dikelola secara mandiri, dengan pemilahan yang konsisten,” katanya, Minggu (2/3/2025)

Nadhif mengungkapkan bahwa salah satu kegiatan yang memiliki potensi besar dalam menghasilkan sampah adalah acara buka puasa bersama atau takjil.

Jika kegiatan ini tidak dikelola dengan baik, terutama oleh masjid-masjid yang menyediakan takjil untuk masyarakat, dampaknya bisa berdampak negatif bagi lingkungan.

“Sudah kita edukasi dengan menggandeng DLH (Dinas Lingkungan Hidup). Jadi, mereka sudah punya skill bagaimana mensikapi bulan Ramadan,” katanya.

“Kemudian, di beberapa masjid kami sudah meletakkan unit-unit biopori juga, untuk mengolah sampah organiknya,” tambah Nadhif.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa secara keseluruhan, terdapat lebih dari 1.000 masjid di Kota Yogyakarta, dengan setengahnya yang aktif menyelenggarakan kegiatan Ramadan.

Sementara itu, banyak langgar atau musala kecil yang berada di kompleks perkantoran yang tidak menyelenggarakan kegiatan Ramadan pada malam hari.

“Yang menggelar takjil itu, kami imbau menggunakan media konsumsi ketika berbuka dengan media-media yang ramah lingkungan. Timbulan sampah harus diminimalisir,” ucapnya.

Baca Juga :  Bocoran Kriteria Calon Penerima 3 Juta Rumah Gratis Prabowo