Pintasan.co – Dalam ajaran Islam, terdapat sebuah ungkapan yang sangat populer dan maknanya yang mendalam: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Ungkapan ini berlandaskan hadits yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW dan memiliki makna penting dalam konteks kehidupan sosial dan ekonomi umat Islam.

Makna “Tangan di Atas” dan “Tangan di Bawah”
Tangan di atas” mengacu pada orang yang memberi, membantu, dan bersedekah kepada orang lain.

Tangan di bawah” Merujuk pada orang yang menerima bantuan atau sedekah.

Secara lebih mendalam, hadits ini mengajarkan kepada umat Islam bahwa memberi adalah tindakan yang lebih baik dan lebih mulia daripada menerima.

Memberikan menunjukkan kemandirian, kekuatan, dan kemurahan hati, sementara menerima mencerminkan ketergantungan dan kebutuhan akan bantuan orang lain. Dalam perspektif Islam, menjadi seseorang yang mampu memberi adalah bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalil Hadits
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah RA. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adalah yang berasal dari kelebihan harta. Dan barang siapa yang memelihara diri dari meminta-minta, Allah akan memeliharanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Filosofi dan Keutamaan Memberi dalam Islam
Memupuk Rasa Syukur dan Keikhlasan : Dengan memberi, seorang muslim diajak untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Keikhlasan dalam memberi merupakan bukti nyata bahwa ia tidak terikat pada duniawi.

Menghilangkan Ketergantungan : Islam mengajarkan umatnya untuk berusaha mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Menjadi “tangan di atas” mengajarkan bahwa seorang muslim hendaknya berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Baca Juga :  Psikotropika dalam Perspektif Islam

Membangun Solidaritas Sosial : Ketika kita memberi kepada orang lain, terutama kepada yang membutuhkan, kita berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki rasa empati dan kepedulian yang tinggi terhadap sesama.

Investasi Akhirat : Memberi dalam Islam dianggap sebagai investasi yang akan kembali kepada pemberinya dengan pahala yang berlipat ganda di akhirat kelak. Allah berjanji bahwa harta yang diberikan akan diganti dengan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.

Bentuk-Bentuk Sedekah dalam Islam
Sedekah tidak selalu harus berupa materi. Islam juga mengajarkan bahwa segala bentuk kebaikan yang dilakukan dengan niat ikhlas termasuk sedekah. Beberapa contoh bentuk sedekah di antaranya:

Sedekah materi : Seperti memberikan uang, makanan, atau pakaian kepada yang membutuhkan.

Sedekah non-materi : Membantu orang lain, tersenyum kepada sesama, atau menyebarkan ilmu pengetahuan.

Wakaf : Menyumbangkan harta atau properti untuk kepentingan umum dan kemaslahatan umat.

Infak dan Zakat : Dua bentuk pemberian yang diatur dalam Islam dengan tujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan

“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah” adalah prinsip Islam yang menekankan pentingnya kedermawanan, kemandirian, dan saling membantu.

Hadits ini mengingatkan kita akan pentingnya menjadi pemberi kabar, bukan hanya karena itu lebih mulia, tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

Melalui memberi, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membangun kehidupan yang lebih harmonis dan berkah di dunia ini serta meraih pahala di akhirat.