Pintasan.co, Jakarta – Amerika Serikat secara resmi menurunkan tarif impor untuk paket berukuran kecil dari Tiongkok dan Hong Kong, termasuk pengiriman dari platform e-commerce besar seperti Shein dan Temu. Tarif yang sebelumnya mencapai 120 persen kini dipangkas menjadi 54 persen.

Langkah ini diumumkan hanya beberapa jam setelah AS dan Tiongkok menyepakati masa jeda selama 90 hari dalam sengketa dagang yang telah berlangsung lama.

Presiden AS Donald Trump menyampaikan kebijakan ini melalui pernyataan resmi dari Gedung Putih, yang diikuti dengan penandatanganan perintah eksekutif pada Senin, 12 Mei 2025.

Dilansir dari Investing.com pada Rabu, 14 Mei 2024, tarif baru mulai berlaku pada 14 Mei 2025. Sementara itu, biaya tetap sebesar USD100 per paket masih diberlakukan, dan rencana kenaikan biaya menjadi USD200 yang semula direncanakan untuk bulan Juni dibatalkan.

Kebijakan ini berkaitan dengan aturan ‘de minimis’, yang memungkinkan barang bernilai di bawah USD800 untuk masuk ke AS tanpa bea masuk dan pemeriksaan ketat.

Pemerintahan Trump sempat menangguhkan aturan ini pada awal Mei guna mencegah masuknya produk murah dari luar negeri secara bebas. Trump menyebut kesepakatan terbaru sebagai “reset total” dalam hubungan dagang antara AS dan Tiongkok.

Sebagai bagian dari kesepakatan, kedua negara saling memangkas tarif. AS menurunkan tarif balasan dari 145 persen menjadi 30 persen, sementara Tiongkok menurunkan tarif atas produk asal AS dari 125 persen menjadi 10 persen. Meskipun begitu, Trump mengingatkan bahwa tarif bisa dinaikkan kembali jika tidak ada kemajuan dalam negosiasi selama masa jeda 90 hari ini.

“Saya tidak berniat menyakiti Tiongkok,” ujar Trump dalam konferensi pers. Ia juga menyatakan bahwa perekonomian Tiongkok sudah sangat terdampak oleh perang dagang ini.

Baca Juga :  Prabowo dan Xi Jinping Sepakati 7 Kerja Sama Baru untuk Perkuat Hubungan Indonesia-China

Dampak ke Pasar dan Respons Global

Reaksi pasar terhadap kabar ini cenderung hati-hati. Analis Swissquote Bank, Ipek Ozkardeskaya, menyebut ketidakpastian setelah masa jeda 90 hari membuat banyak investor masih menahan diri untuk mengambil keputusan. Di sisi lain, bursa saham Wall Street sempat mengalami kenaikan akibat sentimen positif jangka pendek.

Namun, aturan ‘de minimis’ juga menuai kritik dari politisi dari kedua partai di AS. Mereka menilai kebijakan tersebut membuka peluang masuknya produk murah dari Tiongkok yang dapat merugikan industri dalam negeri, serta dikhawatirkan disalahgunakan untuk penyelundupan narkoba seperti fentanyl.

Revolution Beauty, produsen kosmetik asal Inggris, menyambut baik pemangkasan tarif tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen produk yang dijual di pasar AS—yang menyumbang 25 persen dari total penjualan mereka—diproduksi di Tiongkok.

Survei dari Bank of America menunjukkan bahwa 61 persen manajer investasi kini memperkirakan ekonomi AS akan mengalami “soft landing”, naik dari 37 persen pada bulan sebelumnya. Hal ini mencerminkan optimisme pasar yang meningkat seiring meredanya tensi dagang antara kedua negara.