Pintasan.co, Sleman – Bupati Sleman Harda Kiswaya menyampaikan bahwa runtuhnya atap ruang kelas VI di SD Negeri Kledokan, Caturtunggal Depok, Sleman menjadi pelajaran penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan sekolah negeri di wilayah Bumi Sembada.

Ia berharap insiden serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.

“Saya sudah minta (atap sekolah ambruk) ini yang pertama dan terakhir. Jangan terulang lagi,” kata Harda, saat meninjau kerusakan di SD Negeri Kledokan, Senin (5/5/2025). 

Langkah konkretnya, Harda menginstruksikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman untuk mengevaluasi sarana dan prasarana semua satuan pendidikan di Sleman lebih teliti. Terutama sekolah negeri. 

“Ini teguran dari Allah kepada saya. Semua harus diperbaiki. Saya sudah minta kepada Pak Mustadi (Plt Kepala Dinas Pendidikan), dan mas Adi (Sekretaris Dinas Pendidikan) agar bisa lebih dalam dan teliti lagi dalam berkaitan dengan sarana dan prasarana ini,” katanya. 

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Mustadi, menyatakan bahwa instruksi dari Bupati langsung ditindaklanjuti.

Pihaknya telah mengirimkan surat edaran kepada seluruh satuan pendidikan untuk melakukan pengecekan ulang terhadap sarana dan prasarana demi memastikan keselamatan para siswa.

“Kami mengingatkan kembali kepada semua satuan pendidikan untuk cek sarana dan prasarana,” katanya. 

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sri Adi Marsanto, menjelaskan bahwa kondisi sarana dan prasarana di satuan pendidikan di Sleman sebenarnya telah diperbarui secara berkala melalui data pokok pendidikan (dapodik).

Oleh karena itu, ia mengimbau agar seluruh satuan pendidikan, khususnya 374 SD negeri di Sleman, dapat mengisi data dapodik dengan jujur dan selalu memperbarui informasi terkait kondisi sarana dan prasarana secara akurat.

Data sarpras dibagi menjadi dua yaitu bangunan dan peralatan atau perabotan sekolah. 

“Kalau kami prosentase mungkin ada sekitar 30-40 persen (Sekolah) yang memang membutuhkan perhatian khusus, secara kondisi bangunan,” katanya. 

Meskipun pembaruan data dapodik dapat dilakukan secara berkala, Sri Adi Marsanto mengakui bahwa ada beberapa detail yang tidak dapat terdeteksi, seperti kondisi kerangka atap yang tersembunyi di balik plafon.

Baca Juga :  Bupati Sleman Resmi Membuka Turnamen Golf di Merapi Golf Cangkringan dengan Hadiah Mobil Mewah

Ia merasa bersyukur karena saat atap ruang kelas SDN Kledokan runtuh, tidak ada kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

Menindaklanjuti kejadian tersebut, dalam dua minggu ke depan pihaknya telah meminta tim teknis untuk kembali mengingatkan setiap satuan pendidikan agar memperbarui data sarana dan prasarana di dapodik secara menyeluruh.

“Dua minggu update data selesai. Semoga kejadian ini tidak terjadi lagi,” ujar Adi.