Pintasan.co, Tulungagung – Ratusan nelayan yang biasanya beroperasi Untuk melaut di Pelabuhan Perikanan Popoh, Tulungagung saat ini berhenti melaut, hal ini disebabkan karena kondisi cuaca buruk. Badai dan gelombang tinggi terjadi di perairan Samudera Hindia.
Salah seorang nelayan yang bernama Jumalianto, mengatakan kondisi cuaca buruk telah terjadi lima hari terakhir.
Para nelayan tidak berani melaut karena kondisi di tengah berbahaya untuk aktivitas pelayaran.
“Badai, anginnya kencang sekali, selain itu gelombang juga cukup tinggi. Kalau untuk jenis kapal kecil seperti ini berbahaya,” kata Jumalianto, Kamis (6/2/2026).
Tak hanya berbahaya, jika dipaksakan melaut, hasil tangkapan cenderung lebih sulit ketika cuaca buruk. Bahkan ada beberapa nelayan nekat melaut, pulang dengan tangan kosong.
“Kalau untuk nelayan slerek (purse seine) sama sekali nggak ada yang melaut. Kalau yang masih nekat itu beberapa nelayan pancing,” ujarnya.
Bahkan beberapa kapal besar asal Pekalongan saat ini memilih untuk sandar dan berlindung di Pantai Popoh hingga kondisi cuaca kembali membaik.
“Kapal besar itu bongkar, tapi belum belum berani melaut lagi, nunggu cuaca membaik,” jelasnya.
Sementara itu, data di BMKG dalam kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi 2,5-4 meter diprediksi akan terjadi hingga 9 Februari mendatang.
Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya fenomena Siklon Tropis Taliah yang bergerak dari perairan dekat Australia.
Badai dapat memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin hingga 25 knot. Angin bergerak dari badat hingga barat laut.