Pintasan.co, Sukabumi – Bencana banjir bandang dan tanah longsor kembali melanda Kabupaten Sukabumi, tepatnya di wilayah Kecamatan Cisolok.

Peristiwa yang terjadi pada Senin (27/10/2025) itu menimbulkan kerusakan cukup parah dan berdampak luas terhadap ribuan warga.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, tercatat 49 rumah rusak berat, 39 rusak sedang, 16 rusak ringan, serta 577 rumah terendam air. Secara keseluruhan, bencana ini mempengaruhi 3.153 jiwa yang kini tengah mendapatkan penanganan dari pemerintah daerah dan tim relawan.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai penyebab bencana ini bukan semata karena curah hujan tinggi, tetapi juga akibat ulah manusia yang membuka lahan tanpa perencanaan matang di kawasan hulu.

“Ini bukan hanya faktor cuaca ekstrem. Ada indikasi kuat bahwa aktivitas pembukaan lahan di wilayah hulu turut memperparah kondisi. Fotonya sudah ada, dan saya sudah meminta Dinas Sumber Daya Air (DSDA) untuk menelusuri lebih lanjut,” kata Dedi saat ditemui di Bandung, Kamis (30/10/2025).

Menurut Dedi, kondisi lingkungan di Sukabumi sudah masuk tahap mengkhawatirkan. Ia menyebut kerusakan alam di kawasan tersebut bersifat kronis akibat alih fungsi hutan dan pembangunan infrastruktur yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan.

“Permasalahan di Sukabumi ini sudah lama dan sifatnya akut. Banyak hutan yang berubah fungsi, dan itu menyebabkan daerah resapan air hilang. Kalau ini tidak dikendalikan, bencana akan terus berulang,” tegasnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini tengah menyiapkan langkah mitigasi jangka panjang, termasuk evaluasi tata ruang dan program rehabilitasi lahan kritis di daerah rawan bencana.

Baca Juga :  Bupati Lutim Pimpin Rapat Penanganan Kebocoran Minyak PT Vale di Towuti