Pintasan.co, Agam Banjir bandang melanda Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (26/11/2025) sore. Material lumpur bercampur kayu dan bebatuan menerjang pemukiman warga, merusak rumah, dan menyebabkan korban jiwa. Dua orang dilaporkan meninggal dunia, sementara satu warga lainnya masih dalam pencarian.

“Informasi sementara dua orang ditemukan meninggal,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam, Rahmad Lasmono, Rabu malam.

Rahmad menyebut pihaknya belum mengetahui identitas para korban. Kondisi akses jalan, sinyal, dan listrik yang terputus membuat BPBD kesulitan mengumpulkan data.

Camat Malalak, Ulya Satar, menambahkan, banjir bandang terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.

“Air berwarna coklat pekat bercampur kayu-kayu dan lumpur menghantam kawasan pemukiman dan menyeret rumah warga,” katanya.

Sekitar 70 kepala keluarga terdampak bencana dan telah dievakuasi ke empat titik pengungsian, yakni tiga masjid dan satu sekolah dasar.

“Diperkirakan sekitar 70 kepala keluarga mengungsi dari lokasi terdampak,” tambah Ulya.

Namun, akses menuju sebagian lokasi pengungsian masih terhambat. Jalan ke SDN 01 Campago belum bisa dilalui mobil karena tertimbun longsor, sementara jembatan yang menghubungkan Malalak Barat dan Malalak Selatan putus akibat derasnya arus sungai. Satu-satunya jalur yang masih dapat dilalui menuju Malalak adalah rute Sicincin – Tandikek – Malalak.

Para pengungsi sangat membutuhkan bantuan, terutama bahan pangan, susu, diapers, pembalut wanita, selimut, dan pakaian. Banyak anak usia enam bulan ke atas berada di lokasi pengungsian, sementara pemadaman listrik masih berlangsung sejak Selasa.

BPBD Sumbar melalui Juru Bicara Ilham Wahab membenarkan peristiwa tersebut.

“Kita sudah dapat laporan tadi sore adanya banjir bandang yang melanda pemukiman warga di Malalak, Agam,” ujar Ilham.

Tim BPBD telah diturunkan ke lokasi untuk memberikan bantuan, meski hingga malam data dampak bencana belum dapat dipastikan.

Baca Juga :  Banjir Bandang Melanda Klepu Kabupaten Semarang Setelah Hujan Deras

Banjir bandang di Malalak merupakan bagian dari bencana yang melanda 13 kabupaten/kota di Sumatera Barat sejak Minggu (23/11/2025), termasuk Padang, Padang Pariaman, Kota Solok, Pasaman Barat, Kota Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang, Tanah Datar, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Pasaman, dan Limapuluh Kota. Pemerintah Provinsi Sumbar telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari sejak Selasa (25/11/2025) hingga 8 Desember 2025.

“Dengan adanya 13 kabupaten-kota di Sumbar yang terdampak, kondisi ini menjadi dasar kuat bagi pemprov untuk menetapkan status tanggap darurat bencana di tingkat provinsi,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi.

BPBD dan pemerintah setempat terus berupaya melakukan pendataan dampak keseluruhan serta menyalurkan bantuan bagi para korban yang terdampak banjir bandang dan longsor.