Pintasan.co, Trenggalek – Hujan turun di beberapa daerah di Jawa timur, tapi tidak di daerah Trenggalek. Hingga kini BPBD Trenggalek dan para relawan masih memberikan bantuan air bersih.

Salah seorang warga Desa Sumberejo, Kecamatan Durenan, Trenggalek, Khasbullah mengatakan pasokan air di sumur-sumur warga kondisinya belum pulih, bahkan beberapa di antaranya masih kering.

Akibatnya warga masih belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih secara mandiri.

“Hujan sekitar empat hari ini, tapi masih sporadis, dampaknya kalau untuk sumur masih belum ada. Sehingga masih butuh bantuan air bersih,” kaya Khasbullah, Senin (4/11/2024).

Untuk mengatasi kekeringanan yang terjadi di puluhan desa tersebut, masyarakat mendapatkan air bersih dari bantuan BPBD, relawan, hingga sejumlah organisasi kemasyarakatan.

Namun jika kondisi pasokan air kurang, warga terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp 100 ribu untuk 1.500 liter.

“Kalau untuk keluarga, 1.500 liter itu ya hanya cukup untuk empat hari,” jelasnya.

Khasbullah mengaku bersyukur saat ini hujan mulai turun di wilayah Trenggalek, karena akan berdampak positif terhadap pasokan air di perkampungan maupun untuk kebutuhan sawah dan ladang.

“Kalau untuk sawah saat ini baru panen dari musim kemarau. Saat ini banyak yang mau tanam padi, tapi masih menunggu hujan merata,” jelasnya.

Durasi kekeringan yang cukup panjang membuat sejumlah organisasi ikut turun tangan memberikan bantuan air bersih untuk warga. Salah satunya Keluarga Alumni Universitas Negeri Jamber (Kauje).

“Dari bulan kemarin itu kami sudah mengirim air bersih ke beberapa desa di Trenggalek, seperti Sumberjo, kemudian Gador, kemudian di Desa Gembleb Kecamatan Pogalan, Desa Bendorejo dan Ngulanwetan,” kata Ketua Kauje Korda Trenggalek, Mugo Utomo.

Pihaknya berharap bantuan yang telah diberikan tersebut dapat mengurangi kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Hingga saat ini jumah bantuan air yang digelontorkan telah mencapai puluhan tangki.

Baca Juga :  Pemusnahan 3000 Liter Miras di Polres Lamongan

Sementara data di BPBD Trenggalek, jumlah desa yang mengalami kekeringan mencapai 72 desa, tersebar di 14 kecamatan. Kekeringan tahun ini lebih parah dibandingkan tahun lalu.