Pintasan.co, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu lama berada di bawah sinar matahari antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB, karena intensitas panas sedang berada di puncaknya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa suhu tinggi yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada Oktober ini disebabkan oleh gerak semu matahari yang berada di selatan ekuator serta penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa udara kering dan panas.
Kondisi ini membuat pembentukan awan berkurang sehingga radiasi matahari langsung menyentuh permukaan bumi secara maksimal.
BMKG memberikan beberapa saran untuk masyarakat agar terhindar dari dampak panas ekstrem, di antaranya:
- Gunakan pelindung diri seperti topi, payung, kacamata hitam, dan tabir surya.
- Perbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi.
- Kurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.
- Pantau informasi cuaca terkini melalui situs dan aplikasi Info BMKG.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengungkapkan bahwa suhu maksimum di atas 35°C kini meluas di berbagai daerah, termasuk Nusa Tenggara, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Rekor suhu tertinggi tercatat 36,8°C di Kapuas Hulu, Kupang, dan Majalengka pada 12 Oktober, dan meningkat hingga 37,6°C di Majalengka dan Boven Digoel pada 14 Oktober.
BMKG memprediksi kondisi panas ekstrem ini akan mulai menurun pada akhir Oktober hingga awal November 2025, seiring meningkatnya curah hujan di sejumlah wilayah.