Pintasan,co. Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa total impor beras yang masuk ke Indonesia sepanjang Januari hingga Oktober 2024 mencapai 3,48 juta ton, dengan nilai sebesar US$2,15 miliar atau sekitar Rp 34,12 triliun (mengacu pada kurs US$1 = Rp15.873).
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa impor beras ini sebagian besar berasal dari tiga negara utama, yakni Thailand, Vietnam, dan Myanmar.
“Impor beras pada periode Januari hingga Oktober tercatat sebanyak 3,48 juta ton atau senilai US$2,15 miliar, dengan negara asal utama adalah Thailand, Vietnam, dan Myanmar,” ujarnya dalam konferensi pers di kantornya pada Jumat (15/11/2024).
Data yang tercatat oleh BPS mencakup berbagai kualitas beras yang beredar di pasar, mencerminkan variasi produk yang diimpor.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), memberikan jaminan bahwa stok pangan, khususnya beras, aman menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini.
Menurut Zulhas, persediaan beras nasional saat ini sudah mencapai lebih dari 2 juta ton, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode tersebut.
Namun, ia juga menegaskan bahwa masih ada kuota impor yang dapat dimanfaatkan hingga akhir tahun.
“Stok beras aman, lebih dari 2 juta ton, jadi tidak perlu khawatir menjelang Nataru. Jika harga naik, kami akan menggunakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP),” katanya di Jakarta pada Senin (11/11/2024).
Terkait dengan impor beras, Zulhas menyebutkan bahwa sebagian besar dari kuota impor beras yang direncanakan tahun ini, yaitu 3,6 juta ton, sudah masuk ke Indonesia.
Namun, masih ada sekitar 850 ribu ton beras yang belum diterima.
“Dari sisa kuota impor tersebut, kami berharap sekitar 500 ribu ton dapat masuk pada bulan Desember, dan sisanya, yaitu 350 ribu ton, akan diteruskan pada tahun depan,” jelasnya.
Zulhas menambahkan bahwa upaya pengiriman 500 ribu ton beras diharapkan dapat tercapai pada bulan Desember, sementara sisa impor akan dilanjutkan pada tahun 2025.