Pintasan.co, Makassar – Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) berhasil mengamankan cadangan beras dalam jumlah besar, yakni sebanyak 437 ribu ton.
Angka ini disampaikan langsung oleh Kepala Bulog Sulselbar, Fahrurozi, dalam keterangannya di Makassar, Rabu (1/5/2025).
“Stok yang kami miliki saat ini telah mencapai 437 ribu ton, sementara daya tampung operasional gudang hanya sekitar 354 ribu ton,” ungkap Fahrurozi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi beras masyarakat Sulsel berada di kisaran 90 hingga 100 ribu ton setiap bulannya.
Dengan jumlah stok yang dikuasai saat ini, Bulog memastikan kebutuhan konsumsi masyarakat dapat tercukupi hingga lima bulan ke depan, termasuk dalam kondisi darurat.
Hingga 29 April 2025, realisasi penyerapan gabah oleh Bulog Sulselbar telah mencapai angka 512 ribu ton.
Capaian ini melampaui target awal sebesar 139 ribu ton, setara dengan 366 persen dari rencana pengadaan, dan menjadi yang tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Sebagai perbandingan, total pengadaan beras pada tahun 2021 hanya mencapai 316 ribu ton selama satu tahun penuh.
Kontribusi Sulselbar terhadap pengadaan beras nasional juga sangat signifikan.
Dari total target nasional sebesar 579 ribu ton, wilayah ini telah menyumbang sekitar 321 ribu ton atau setara 55 persen.
Artinya, Sulselbar menjadi penyokong sekitar 20 persen dari total pengadaan nasional.
Meski demikian, Fahrurozi mengakui bahwa tidak semua daerah di wilayahnya berada dalam kondisi ideal pasca-panen.
Beberapa daerah seperti Bone dan Jeneponto menghadapi kendala infrastruktur, terutama terkait fasilitas pengeringan dan penggilingan gabah yang belum memadai. Hal ini dapat menimbulkan risiko penumpukan hasil panen.
Sebaliknya, wilayah Sidrap dan Pinrang dinilai lebih siap dan memiliki sistem pasca-panen yang efisien, sehingga proses pengadaan beras di sana berjalan lebih optimal.