Pintasan.co, Klaten – Calon Wakil Bupati (Cawabup) Klaten Sova Marwati menegaskan, pasangan nomor urut satu Pilkada Klaten, Yoga-Sova (Yogas) berkonsentrasi pada pendidikan anak usia dini (PAUD).

Menurutnya, PAUD memiliki kemampuan untuk menggabungkan pendidikan umum dengan akhlakul karimah, yang merupakan dasar untuk membangun Indonesia di masa depan.

“Memajukan PAUD sama halnya mencerdaskan anak bangsa sekaligus membentuk generasi yang berakhlak mulia,”

“Dengan demikian kita mampu mewujudkan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera di masa depan,” ujar Sova saat pertemuan dengan Srikandi Ceper, yang sebagian pengurusnya mengajar di PAUD dan para ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Pertemuan tersebut berlangsung di Pedan, Klaten, Jawa Tengah pada Sabtu (5/10) tersebut diisi dengan diskusi dengan para ibu.

Selain PAUD, Sova pun mengingatkan pentingnya peran wanita karena merekalah yang mendidik anak-anak sebelum mereka menerima pendidikan formal di sekolah.

Sova menyatakan bahwa Yogas akan memprioritaskan program pendidikan wanita jika mereka menang dalam Pilkada Klaten.

“Para wanita harus mengerti pola pengasuhan anak (parenting skill), agar dapat mendidik dan mengerti kebutuhan anak. Selain itu pemberdayaan wanita juga penting agar tercipta lapangan kerja,” ungkap Sova.

Dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, ia berusaha untuk meningkatkan jumlah pengusaha UMKM perempuan dengan memberikan bimbingan teknis, pemasaran, dan akses permodalan.

Dengan gotong-royong semua pihak, ia berharap Klaten menjadi daerah yang lebih baik.

Susi Rusiana, salah satu pengurus Srikandi Ceper, menyambut baik program kerja Yogas. Menurutnya, PAUD adalah dasar untuk membangun karakter anak. Problemnya adalah pemerintah tidak peduli dengan nasib pendidiknya.

“Sampai saat ini masih disebut tenaga pendidik, bukan guru. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perlakuan dan kesejahteraan tenaga pendidik PAUD,” papar Susi.

Susi berharap penyebutan guru tersebut sangat penting untuk memberikan hak-haknya kepada guru PAUD.

“Pemerintah Klaten seharusnya bisa membuat Peraturan Daerah (Perda), bila pemerintah pusat tidak bisa memenuhi tuntutan tersebut,” lanjut Susi.

Menurut Susi, di Klaten para pendidik memperoleh gaji maksimal Rp300.000.

Baca Juga :  Kebakaran Pabrik Kawasan Industri Kendal Tak Kunjung Padam, Petugas Memanggil Bantuan dari Semarang

Dia menegaskan bahwa para pendidik harus terus meningkatkan diri agar sesuai dengan program PAUD.

“Otomatis kami harus kuliah lagi, dan itu membutuhkan biaya. Kami berharap Yogas dapat mewujudkan harapan kami,” tegas Susi.