Pintasan.co, Semarang – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah sukses menggelar Central Java Fish Market ketiga di halaman kantor Gubernur Jateng. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat.

Kepala DKP Jateng, Fendiawan Tiskiantoro, menyampaikan bahwa acara tersebut juga merupakan bagian dari peringatan Hari Ikan Nasional tingkat Provinsi Jateng. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan memperkenalkan potensi perikanan untuk meningkatkan gizi dan ketahanan pangan nasional.

“Ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualtas tinggi, berperan penting dalam meningkatan kecerdasan bangsa dan ketahanan pangan serta gizi nasional,” ujar Fendiawan dalam sambutannya.

Tema kegiatan kali ini adalah “Protein Ikan untuk Generasi Emas Jawa Tengah.” Fendiawan menyebutkan bahwa sekitar 200 siswa SD diundang untuk hadir. Harapannya, anak-anak ini akan semakin gemar makan ikan.

Program Makan Bergizi Gratis yang dijalankan pemerintah pusat turut mendukung upaya tersebut. Dalam program ini, diharapkan ada dua hingga tiga hari setiap minggu yang menyajikan ikan dalam menu makan bergizi, seperti lele, nila, bandeng, dan gurami.

Fendiawan berharap program ini dapat mengenalkan anak-anak SD pada manfaat ikan. Dia menargetkan, pada tahun 2045, Indonesia dapat memiliki generasi emas yang cerdas dan sehat.

Kolaborasi Pemprov Jateng dan Bank Indonesia Dukung Program Ketahanan Pangan

Terkait dengan produksi ikan di Jateng, Fendiawan menyebutkan bahwa tahun ini tercatat produksi ikan sebanyak 830 ribu ton.

Produksi tersebut terdiri dari ikan tangkap dan budi daya, dengan ekspor mencapai 530 ribu ton. Jenis ikan yang banyak diproduksi antara lain nila, lele, dan gurami.

Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemprov Jateng dan Bank Indonesia Perwakilan Jateng. Sumarno menekankan pentingnya menyosialisasikan kebiasaan mengonsumsi ikan untuk kesehatan.

“Bicara masalah ikan, bahwa ikan sebenarnya produk lengkap, tapi tingkat konsumsi ikan di Jateng masih rendah dibandingkan dengan konsumsi protein hewani lain, baik daging, ayam, dan telur. Ini jadi PR kita bersama. Ikan ini produk lokal dengan kandungan gizinya luar biasa,” papar Sumarno.

Sumarno juga mencatatkan bahwa tingkat konsumsi ikan di Jateng masih rendah dibandingkan dengan daging, ayam, dan telur. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk meningkatkan konsumsi ikan.

Baca Juga :  Anies Baswedan Pamer Momen Kedekatan dengan Prabowo di Jogja: "Ibob" Jadi Nama Panggilan

Sumarno menuturkan bahwa program Presiden Prabowo Subianto mengenai ketahanan pangan di Indonesia mengakui potensi besar ikan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Di sisi lain, Sumarno mengingatkan pentingnya mengolah ikan dengan baik agar lebih menarik bagi masyarakat.

Program untuk memperkenalkan olahan ikan kepada anak-anak, seperti yang dilakukan dengan melibatkan siswa SMK, diharapkan bisa membantu menciptakan selera makan ikan.

Direktur Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, turut menyampaikan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk mendukung pengendalian inflasi.

Menurutnya, daging ayam ras dan ikan segar berkontribusi pada inflasi, meskipun produksi ikan di Jawa Tengah cukup tinggi.

“Kalau permintaan domestik bisa ditingkakan melalui pengolahan ikan dengan baik, bisa diversifikasi pangan dari ikan, tentu akan mendorong minat masyarakat konsumsi ikan. Kalau konsumsi tinggi, bisa imbangi daging ayam ras, maka inflasi bisa terkendali,” tutur Rahmat.

Sementara itu, Dyah Pangesti, penjaga stan UMKM olahan ikan, memperkenalkan produk biskuit dari ikan gabus dan baby fish crispy. Produk-produk ini dipasarkan baik di dalam negeri maupun internasional, dengan keunggulan dalam komposisi yang bermanfaat untuk kecerdasan otak.

Dyah menjelaskan bahwa produk olahan ikan tersebut tahan hingga satu tahun tanpa pengawet karena menggunakan kemasan dobel. Produk ini telah dipasarkan hingga ke negara-negara seperti India, Taiwan, dan Korea.